Persembahan Yang Berkenan
A. Ringkasan Khotbah
Berbicara tentang persembahan uang kerap kali menimbulkan opini negatif terkait dengan penggunaannya. Opini ini bukan tanpa dasar jika dilihat dari beberapa kasus penyelewengan dana oleh petugas maupun pemimpin gereja. Kasus-kasus ini mengoncang iman orang percaya bagaikan gempa yang disertai tsunami. Mengapa uang persembahan diselewengkan oleh orang yang "beriman" dalam memimpin gereja? Ombak tsunami ini menyapu bersih bangunan iman yang tidak kokoh dan menyisakan puing kekecewaan dan kecurigaan. Padahal Paulus dengan jelas menanamkan dasar iman yang kokoh tentang persembahan yang benar dan berkenan kepada Tuhan. Persembahan bukan hanya sekedar uang saja. Khotbah ini mengupas ajaran Paulus yang terkandung dalam satu kalimat penting tentang persembahan.
1. Mengapa Memberikan Persembahan ?
Iman yang dibangun di atas kebenaran firman Tuhan tidak mudah dihanyutkan oleh ombak kekecewaan. Paulus mendasari ajaran tentang persembahan dengan akumulasi pengajaran di pasal-pasal sebelumnya (Rm 1:18-11:36). Kata "Karena itu" secara sederhana diartikan demikian: karena manusia telah menolak pernyataan (wahyu) Tuhan sehingga hukuman akan menimpa mereka, namun orang percaya dibenarkan melalui iman kepada Yesus Kristus. Pembenaran ini membawa keselamatan. Itulah sebabnya orang percaya memberikan persembahan.
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm 12:1)
2. Bagaimana Memberikan Persembahan ?
Selanjutnya Paulus mengajar jemaat bagaimana memberikan persembahan. Tentu persembahan tidak diberikan dengan sembarangan. Persembahan yang berkenan dan diterima Tuhan adalah keseluruhan hidup orang percaya. Baik jasmani maupun rohani dikhususkan bagi Tuhan maka dengan demikian Tuhan akan menerimanya sebagai persembahan yang memenuhi kriteria. Persembahan bukan hanya sekedar uang tetapi seluruh hidupmu.
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm 12:1)
3. Untuk apa Memberikan Persembahan ?
Paulus menutup dengan sebuah pernyataan bahwa itulah ibadah yang seharusnya/ sepatutnya bagi Tuhan. Memberikan persembahan adalah memberikan yang pantas dan layak bagi Yesus Kristus yang telah menyelamatkan orang percaya. Jika tidak maka persembahan bukanlah persembahan yang sesungguhnya dan tidak ada artinya bagi kehidupan kerohanian orang percaya.
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm 12:1)
Kesimpulan khotbah: Persembahan yang layak bagi Tuhan Sang Penyelamat adalah seluruh hidupmu.
B. Kebaruan
Kata "hidup" bermakna sebagai kehidupan yang baru bersama dengan Kristus, bukan persembahan yang sudah mati seperti persembahan korban pada zaman Perjanjian Lama.
C. Refleksi
Persembahan yang seharusnya saya berikan bukan hanya uang tetapi tingkah laku, sikap, pemikiran, dan mencakup seluruh aspek hidupku.
D. Kata Bijak
Di mata Tuhan uang hanya sebutir debu jika dibandingkan dengan hidupmu.