Showing posts with label Lukas. Show all posts
Showing posts with label Lukas. Show all posts

Friday, April 4, 2025

Lukas 2:46-52

Yesus Bertumbuh Bagiku

A. Ringkasan Khotbah

Manusia membutuhkan waktu dan asuhan orangtua untuk bertumbuh dewasa. Hukum pertumbuhan harus dijejaki setiap orang tanpa meninggalkan opsi. Namun berbeda dengan Tuhan. Ia tidak harus menjejaki hukum pertumbuhan yang diciptakannya sendiri. Bahkan Ia tidak seharusnya mengungkung dirinya dalam ruang, waktu, dan hukum. Tetapi semua ini dilakukan demi menyampaikan pesan cinta yang besar itu. Khotbah ini memperlihatkan pengorbanan Yesus yang berinkarnasi menjadi manusia demi orang berdosa.

1. Bertumbuh Dengan Belajar 

Tuhan yang tidak terbatas akan hikmat dan pengetahuan-Nya kini memilih mengikuti proses belajar untuk mendapat pengetahuan dan hikmat. Proses ini tidak berjalan singkat dan mudah. Konsentrasi dan ketekunan menjadi tuntutan dasar dalam bagian ini.

Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. (Luk 2:46)  

Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. (Luk 2:47) 

2. Bertumbuh Dalam Asuhan

Tuhan yang nan tinggi di atas kini memilih tunduk dan patuh kepada sepasang suami istri. Hidup sebagai anak yang diasuh oleh Yusuf dan Maria. Kerendahan hati menjadi tuntutan dasar dalam hal ini. 

Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." (Luk 2:48)  

Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (Luk 2:49) 

Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. (Luk 2:50) 

Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. (Luk 2:51)  

3. Bertumbuh Secara Fisik

Tuhan yang sempurna kini masuk dalam proses menjadi dewasa. Ia membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bertumbuh menjadi remaja yang berhikmat. Kesabaran menjadi tuntutan dasar dalam hal ini.

Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. (Luk 2:52)  

Kesimpulan Khotbah: Demi mengasihi orang berdosa Yesus bertumbuh, belajar, dan tunduk.

B. Kebaruan

Dalam Luk 2:51 kata asuhan berasal dari kata Hupotasso dalam bahasa Yunani yang berarti  menundukkan diri, patuh, tunduk pada kendali seseorang.

C. Refleksi 

Saya belajar melihat sisi lain dari pengorbanan Yesus demi menyelamatkan saya dari maut.

D. Kata Bijak

Bertumbuh bagi manusia adalah biasa tetapi bagi Tuhan adalah ungkapan cinta.


Saturday, December 28, 2024

Lukas 11:33-36


Terang Ada Padamu

A. Ringkasan Khotbah

Setiap keluarga bersukacita atas kelahiran seorang anak. Kehadiran anak bukan semata-mata sebagai obyek kasih tetapi sebagai penerus nilai-nilai dalam keluarga. Tidak jarang kita mendengar orangtua berpesan kepada anaknya: "Nak, besok kalau sudah besar jadilah anak yang membanggakan orangtua. Jangan permalukan nama keluarga". Karena kelak anak adalah representator keluarga. Pesan serupa diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya ketika orang banyak meminta tanda atas pengajaran dan mujizat-Nya karena murid-murid akan merepresentasi kehadiran Sang Terang Dunia kelak. Khotbah ini membahas tentang pengajaran Yesus tentang "Terang ada padamu".

1. Tempat 

Tuhan Yesus menegaskan bahwa tempat seharusnya bagi diri-Nya adalah posisi sentral-strategis dalam rumah. Tanpa demikian maka terang itu tidak mampu menerangai seluruh rumah. Itulah sebabnya tempat terhormat adalah milik-Nya. Karena itu murid-murid juga harus menempati tempat terhormat tersebut. Tempat di mana semua orang dapat melihatnya dengan jelas. 

"Tidak seorangpun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk, dapat melihat cahayanya. (Luk 11:33) 

2. Fokus

Sebelum menerangi seluruh rumah maka baiklah murid-murid memastikan dirinya memancarkan terang. Bukan satu bagian dari tubuh tetapi harus seluruhnya. Tuhan Yesus memberikan kunci dari memancarkan terang adalah mata yang tertuju kepada Sang Terang Dunia itu sendiri. Hanya dengan demikian seluruh tubuh orang percaya dapat memancarkan terang.

Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. (Luk 11:34) 

3. Usaha

Bagi Tuhan Yesus memancarkan terang bukan perkara satu atau dua hari. Murid-murid harus tetap menjaganya dan tidak boleh lengah. Karena saat mereka lengah terang itu akan meredup. Oleh sebab itu orang percaya memerlukan usaha untuk memancarkan terang secara kontinu sampai Tuhan Yesus datang kembali.

Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. (Luk 11:35) 

Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya." (Luk 11:36) 

Kesimpulan khotbah: Sang Terang Dunia menginginkan orang percaya fokus menjaga dan tetap bersinar terang di tempat yang terlihat.

B. Kebaruan

Dalam Lukas 11:4 kata "baik" berasal dari  kata haplous dalam bahasa Yunani yang berarti sederhana, tunggal, baik, utuh, dan memenuhi tugas/fungsinya. 

C. Refleksi 

Untuk dapat bersinar dengan baik maka saya perlu fokus secara total kepada Yesus Sang Terang Dunia.

D. Kata Bijak

Terangnya menerobos dari hidupmu ke hidupnya.


Saturday, December 21, 2024

Lukas 2:33-38

Penantian dan Penyambutan

A. Ringkasan Khotbah

Penantian yang panjang terkadang mengaburkan kepercayaan seseorang. Semakin lama menunggu akan semakin tidak yakin dengan yang dinantikan. Demikian dengan orang Israel. Mereka menantikan kedatangan Mesias namun yang dihadapi adalah penderitaan demi penderitaan yang hebat. Sementara itu Tuhan justru "diam" selama 400 tahun (periode intertestamental). Tidak ada nubuat, tidak ada mimpi, tidak ada penglihatan, dan sepertinya "tidak ada Tuhan" lagi dalam kehidupan mereka. Apakah Tuhan sudah melupakan janji-Nya? Tentu saja tidak. Masih tersisa orang yang setia menantikan Mesias, di antaranya adalah Simeon dan Hana yang akan dibahas dalam khotbah.

1. Simeon 

Tokoh pertama adalah Simeon yang tetap setia menanti penggenapan janji Tuhan. Penantian yang panjang tidak membuatnya menjadi ragu dan malas. Ia tetap bertekun dalam kesalehan hidup. Masa "Tuhan diam" bagi Simeon berakhir saat Roh Kudus menyampaikan anugerah Tuhan bagi dirinya. Penantian yang lama tidak sia-sia. Ia segera bangkit dari tempat duduknya ketika melihat Mesias. Simeon menyambut, menggendong, dan memuji Tuhan. Inilah sambutan yang layak bagi Yesus Kristus "Mesias Anak Allah Yang Hidup".

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, (Luk 2:25) 

dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. (Luk 2:26)  

Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, (Luk 2:27) 

ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: (Luk 2:28) 

"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, (Luk 2:29) 

sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, (Luk 2:30)  

yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, (Luk 2:31)

yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." (Luk 2:32)  

2. Hana

Tokoh kedua adalah nabiah Hana. Ia menunggu kedatangan Mesias dengan berdoa dan berpuasa, bahkan ia tidak pernah meninggalkan Bait Suci. Hana menyambut Mesias dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Tidak berhenti di situ saja, ia terus menerus memberitakan kabar baik itu kepada semua orang. Sambutan yang meriah bagi Mesias adalah ucapan syukur dan pemberitaan kabar baik.

Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, (Luk 2:36)  

dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. (Luk 2:37)  

Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. (Luk 2:38)  

Kesimpulan Khotbah: Berjumpa dengan Terang Dunia melahirkan sambutan yang memuliakan Tuhan.  

B. Kebaruan

Periode Intertestamental adalah periode di mana Tuhan tidak berfirman kepada manusia selama 400 tahun. Masa tersebut dimulai dari berakhirnya kitab Maleakhi dan diakhiri dengan Injil Matius. 

C. Refleksi 

Saya perlu belajar menghargai setiap waktu penantian kedatangan Tuhan dengan terus hidup benar di hadapan Tuhan.

D. Kata Bijak

Menunggu sebentar lagi, melayani sebentar lagi.


Saturday, November 30, 2024

Lukas 1:26-38

Berserah Diri

A. Ringkasan Khotbah

Setiap orang memiliki dasar yang berbeda-beda dalam merespon suatu kejadian. Apalagi kejadian yang mendadak. Umumnya respon diberikan dengan dasar logika dan sebagian dengan iman. Namun di antara keduanya yang paling ideal adalah dengan iman dan logika. Respon yang demikian akan membawa dirinya menyaksikan karya Tuhan yang ajaib dalam setiap aspek hidupnya. Demikian respon Maria ketika ditemui oleh malaikat. Khotbah ini membahas tentang kedewasaan iman Maria dalam merespon firman Tuhan.

1. Bingung 

Hikayat ini dibuka dengan pengutusan Tuhan kepada malaikat-Nya untuk menemui Maria. Kehadiran malaikat di rumah Maria ditandai dengan sebuah salam. Ucapan salam yang sederhana namun mengejutkan: "Bersukacitalah, engkau yang mendapat anugerah, Tuhan menyertai engkau." Seketika itu Maria bingung dan terpaku oleh kehadiran dan salam dari malaikat.

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, (Luk 1:26) 

kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. (Luk 1:27)

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." (Luk 1:28)

Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. (Luk 1:29)

2. Penasaran

Di tengah kebingungan Maria tetap menyimak perkataan demi perkataan yang disampaikan malaikat. Rasanya tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kehamilan di luar nikah dapat disebut anugerah? Bukankah itu adalah sebuah bencana? Kali ini iman memimpin logikanya untuk melangkah lebih jauh. Iman melangkah dengan rasa penasaran. Maria percaya dan penasaran akan cara kerja Tuhan untuk mengwujudkan berita yang tidak masuk akal ini. Itulah sebabnya ia bertanya.

Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. (Luk 1:30)

Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (Luk 1:31)

Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, (Luk 1:32)

dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Luk 1:33)

Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Luk 1:34)

3. Berserah Diri

Pertanyaan Maria dijawab oleh Tuhan melalui malaikat. Tuhan membukakan cara menggenapi berita yang disampaikan dan memberikan bukti nyata yaitu Elisabet saudaranya yang mandul kini mengandung (Luk 1:7). Iman Maria semakin dikukuhkan. Maria tidak mampu menahan diri ketika iman dan logika terpuaskan oleh firman Tuhan. Ia pun segera memberikan respon yang benar yaitu berserah diri. Sebuah sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang percaya.

Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Luk 1:35)

Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. (Luk 1:36)

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Luk 1:37)

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:38)

Kesimpulan Khotbah: Respon yang melibatkan iman dan logika akan membawa kepada penyerahan diri kepada Tuhan.

B. Kebaruan

Nama malaikat Gabriel dalam bahasa Ibrani berarti Tuhan adalah kekuatanku atau pahlawan Allah yang perkasa.

C. Refleksi 

Saya perlu belajar merespon firman Tuhan dengan iman dan logika untuk menghasilkan penyerahan diri secara total kepada Tuhan.

D. Kata Bijak

Iman yang benar ditandai dengan logika yang tahu diri.


Saturday, September 28, 2024

Lukas 10:29-37

Siapa Sesamaku ?

A. Ringkasan Khotbah

Hukum utama dalam kekristenan adalah mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri (Mat 22:37-39). Tidak sulit untuk dimengerti bahwa Tuhan yang dimaksud adalah Allah Tritunggal yang dikenal melalui Yesus Kristus. Tetapi ketika berbicara tentang mengasihi sesamaku manusia maka kesulitan pun muncul. Siapakah sesamaku manusia? Apakah sesamaku adalah orang-orang yang sesuku, semarga, setingkat pendidikan, seagama, atau yang memiliki kesamaan lainnya dengan diriku? Khotbah ini memperlihatkan dengan jelas siapa sesamaku dan bagaimana mengasihi sesamaku berdasarkan perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang Samaria yang baik hati.

1. Mata Memandang

Perumpamaan ini diawali dengan pemandangan yang menyeramkan di mana seseorang tergeletak bersimbah darah. Ia kehilangan segalanya karena dirampok dan akan segera kehilangan nyawanya dengan luka-luka parah jika tidak ada yang menolongnya. Jalan yang sepi itu menjadi saksi bisu atas kejadian ini. Tidak lama kemudian 2 orang "suci" di kalangan Israel melewati jalan tersebut secara bergiliran. Keduanya sama-sama memandang dan memperhatikan orang tersebut. Wajahnya sudah tidak dapat dikenali dan hartanya pun sudah lesap. Kondisi ini mengaburkan pandangan kedua orang "suci" ini untuk mengenali sesamanya yang membutuhkan kasih. Lalu mereka memutuskan untuk membiarkannya mati secara perlahan-lahan dan meninggalkannya. Keadaan yang tidak baik dapat mengaburkan pandangan mata untuk mengenali sesama. 

Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. (Luk 10:30)  

Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. (Luk 10:31)  

Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. (Luk 10:32)  

2. Hati Mendorong 

Tidak lama setelah ditinggalkan terdengarlah bunyi derap langkah ringan. Kian lama bunyi tersebut kian mendekat. Seorang Samaria yang disebut "kafir" turun dari keledainya. Ia memandang orang itu tetapi ia juga tidak dapat mengenalinya. Sesaat itu ia berada di persimpangan pemikiran. Matanya tidak mendapati kesamaan antar mereka. Apakah ia sesamaku atau bukan? Tidak perlu waktu yang lama ia berdiri di persimpangan itu. Pemikirannya tercerahkan ketika ia merasakan seruan hatinya yang berbunyi: "Ia sesamamu dan membutuhkan kasihmu!" Mengasihi bukan aktivitas mencari persamaan tetapi merasakan dorongan kasih Tuhan dari dalam hati.

Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. (Luk 10:33)  

3. Tangan Menolong 

Dorongan hati yang kuat menggerakkan tangannya untuk memberi pertolongan pertama pada luka-lukanya. Tidak berhenti sampai di situ saja, ia bahkan mencari orang sebagai perpanjangan tangannya untuk memastikan sesamanya dirawat dengan baik hingga pulih. Hati yang penuh kasih tidak mengizinkan pertolongan yang setengah-setengah. Inilah cara mengasihi sesama yang dikehendaki Tuhan Yesus. Hati yang mengasihi meringankan tangan untuk menolong sesama.

Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. (Luk 10:34) 

Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. (Luk 10:35)  

Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" (Luk 10:36)  

Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" (Luk 10:37) 

Kesimpulan khotbah adalah mengasihi sesamaku berarti menunjukkan pertolongan kepada semua orang yang membutuhkan tanpa membeda-bedakan. 

B. Kebaruan

Dalam Lukas 10:31- 33 kata melihat berasal dari kata eido dalam bahasa Yunani yang berarti melihat, memperhatikan, membedakan, atau mempersepsikan. Jadi ketiga orang yang melewati orang tersebut tidak sekedar melihat saja tetapi mereka juga memperhatikan orang tersebut.

C. Refleksi 

Saya harus belajar mengasihi lintas persamaan karena semua orang adalah sesamaku dan mereka membutuhkan Yesus sebagai Juru Selamat.

D. Kata Bijak

Mengasihi itu dari mata turun ke hati dan dari hati turun ke tangan.


Saturday, August 3, 2024

Lukas 20:19-26


Kewajiban

A. Ringkasan Khotbah

Kewajiban dalam kekristenan berarti segala sesuatu yang harus dilakukan untuk Tuhan karena cinta-Nya kepada orang percaya yang telah ditunjukkan dalam rupa-rupa karya agung-Nya. Kewajiban bukan bicara tentang demi mendapatkan sesuatu dari Allah tetapi sebagai ungkapan seseorang yang sudah menerima "banyak" dari Allah. Penolakkan terhadap pemahaman ini akan mengikat seseorang dengan berbagai perbuatan jahat dalam mengabaikan kewajibannya. Inilah yang terjadi ketika Yesus (Tuhan) mengajar orang Farisi, Ahli Taurat, dan orang banyak dengan perumpamaan Penggarap-penggarap Kebun Anggur (Luk 20:9-26). Yesus menunjukkan fakta bahwa orang-orang yang dipercayakan Tuhan untuk menggembalakan umat-Nya (Ahli Taurat dan Farisi) sedang terlena dengan kewajibannya. Orang Farisi dan Ahli Taurat mendengar ajaran ini serasa tersambar petir di siang bolong, mereka tersinggung dan bersikeras menolaknya. Penolakkan mereka tampak jelas dari ditunjukkannya sisi lain dalam diri mereka yang selama ini disembunyikan.

1. Pura-pura 

Sambaran petir kebenaran segera memunculkan sikap kepura-puraan mereka ke permukaan. Teguran atas pengabaian kewajiban terhadap Tuhan begitu menyakitkan. Amarah yang membara hanya dapat dipadamkan dengan pembalasan. Mereka mengutus orang-orang untuk berpura-pura seperti yang biasa dilakukan. Kostum orang jujur segera dikenakan untuk dapat bergerak leluasa di pentas pura-pura dan melakoni sandiwara "mencari kesalahan" Yesus.

Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan kuasa wali negeri (Luk 20:20). 

2. Mengelabui 

Kostum kepura-puraan belum lengkap jika pemerannya tidak melakukan menunjukkan kecakapan persuasifnya untuk mengelabui lawan bicara. Tujuannya sederhana yaitu supaya lawan bicara mengiyakan kelalaian mereka dalam menunaikan kewajiban dengan berbagai macam alasan. Namun kali ini mereka harus bekerja ekstra keras karena di hadapan mereka bukan orang biasa. Pertama-tama mereka melontarkan pujian manis nan tinggi kepada Yesus dengan maksud membuainya dengan pujian dan menjadikannya "lunak" supaya mudah ditaklukkan. Kemudian menggiring Tuhan dengan pertanyaan tentang kewajiban kepada Kaisar (pemerintah). Pujian manis nan tinggi tidak mampu mengelabui Yesus untuk menyetujui perbuatan mereka yang keberatan dan cenderung mengabaikan kewajiban kepada pemerintah. 

Orang-orang itu mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya: "Guru, kami tahu, bahwa segala perkataan dan pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah (Luk 20:21). 

Apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" (Luk 20:22).

3. Diam

Plot sandiwara ini seperti akuarium transparan di mata Yesus. Ia mampu melihat tembus ke dalam hati manusia. Kemudian dengan sebuah alat peraga (dinar) Yesus membongkar pentas sandiwara dan dengan sepatah kebenaran Yesus merobek naskah dialognya. Kewajiban kepada Allah sama halnya dengan kewajiban kepada pemerintah. Keduanya tidak dapat ditawar dan diabaikan. Lakukanlah kewajiban kepada Tuhan dan engkau tidak akan kesulitan melakukan kewajibanmu kepada pemerintah. Melihat pentas sandiwaranya  diratakan dengan tanah mereka pun memilih untuk berdiam, sayangnya mereka bukan memilih bertobat.

Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka yang licik itu, lalu berkata kepada mereka: (Luk 20:23)

"Tunjukkanlah kepada-Ku suatu dinar; gambar dan tulisan siapakah ada padanya?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." (Luk 20:24). 

Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" (Luk 20:25). 

Dan mereka tidak dapat menjerat Dia dalam perkataan-Nya di depan orang banyak. Mereka heran akan jawab-Nya itu dan mereka diam (Luk 20:26). 

Kesimpulan dari khotbah adalah orang yang menghindari kewajiban akan cenderung  berpura-pura, mengelabui, dan diam ketika kebenaran bersinar terang.

B. Kebaruan

Injil Lukas adalah tulisan yang dihasilkan oleh tabib Lukas melalui serangkaian tindakan penelitian yang baik sehingga setiap bagian dilaporkan dengan teratur dan rinci.

Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, (Luk 1:3) 

supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. (Luk 1:4)  

C. Refleksi 

Terkadang kewajiban kepada pemerintah terkesan tidak bermanfaat langsung bagi saya sendiri tetapi firman Tuhan mengajarkan kewajiban kepada pemerintah adalah sebagaimana kewajiban kepada Allah.

D. Kata Bijak

Kewajiban menjadikan manusia berkemanusiaan.

Yohanes 14:1-14

Satu-satunya Jalan A. Ringkasan Khotbah Sepenggal kata mutiara mengatakan hidup adalah perjalanan dan nikmatilah setiap langkahnya. Jika hid...