Saturday, September 21, 2024

Kejadian 33:1-15

Mengampuni

A. Ringkasan Khotbah

Benarkah saya sudah mengampuni dia? Apa tolak ukur dari pengampunan yang sungguh-sungguh? Khotbah ini memperlihatkan pengampunan sesungguhnya yang terlihat dalam tindakan-tindakan terhadap orang yang diampuninya. Pengampunan semacam ini dinyatakan dalam kisah Esau mengampuni adiknya. Yakub telah dua kali menusuk hatinya dengan tipu muslihat dan kemudian melarikan diri. Ia pergi begitu saja tanpa meminta maaf. Esau yang semula marah besar dan ingin membunuh adiknya kemudian dalam kesendiriannya dapat merenung dan mengampuni. Pengampunan Esau yang sungguh-sungguh dapat dilihat dari tindakan kasihnya ketika Yakub pulang dari perantauan.

1. Menghampiri 

Dari kejauhan Esau melihat bayang-bayang orang yang berjalan dan bersujud. Esau memperhatikan dengan cermat. Tidak salah lagi itu adalah Yakub adiknya yang sudah merantau belasan tahun. Esau tidak mampu bersabar lagi saat adiknya berjalan pelan ke arahnya dan mulailah ia berlari sekuat tenaga. Dengan nafas yang terengah-engah ia menerjang Yakub dengan rangkulan lalu menciumnya. Pertemuan yang dramatis ini memaksa keduanya meneteskan air mata. Air mata Esau mengandung rindu dan pengampunan. Mengampuni menggerakkan Esau untuk berlari menghampiri adiknya.

Yakubpun melayangkan pandangnya, lalu dilihatnyalah Esau datang dengan diiringi oleh empat ratus orang. Maka diserahkannyalah sebagian dari anak-anak itu kepada Lea dan sebagian kepada Rahel serta kepada kedua budak perempuan itu. (Kej 33:1)

 Ia menempatkan budak-budak perempuan itu beserta anak-anak mereka di muka, Lea beserta anak-anaknya di belakang mereka, dan Rahel beserta Yusuf di belakang sekali. (Kej 33:2)

Dan ia sendiri berjalan di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu. (Kej 33:3)  

Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka. (Kej 33:4)  

2. Perhatian 

Sembari menyeka air matanya Esau melihat sekelompok wanita dan anak-anak berjalan mendekat. Esau ingin tahu siapa yang bersama-sama dengan adiknya. Ternyata yang menyusul mereka adalah ipar dan keponakannya. Esau pun bergembira dengan keluarga yang dibangun oleh adiknya. Mengampuni menggerakkan Esau untuk memberi perhatian dan mencari tahu tentang adiknya. 

Kemudian Esau melayangkan pandangnya, dilihatnyalah perempuan-perempuan dan anak-anak itu, lalu ia bertanya: "Siapakah orang-orang yang beserta engkau itu?" Jawab Yakub: "Anak-anak yang telah dikaruniakan Allah kepada hambamu ini." (Kej 33:5)  

Sesudah itu mendekatlah budak-budak perempuan itu beserta anak-anaknya, lalu mereka sujud. (Kej 33:6)  

Mendekat jugalah Lea beserta anak-anaknya, dan merekapun sujud. Kemudian mendekatlah Yusuf beserta Rahel, dan mereka juga sujud. (Kej 33:7) 

3. Menerima

Lalu Esau mempertanyakan maksud dari hadiah yang sudah lebih dahulu tiba kepadanya. Yakub ingin mendapatkan anugerah pengampunan dari abangnya dengan hadiah itu. Tetapi Esau tidak membutuhkan hadiah untuk mengampuni Yakub. Di lain sisi Esau lebih kaya dari Yakub. Tetapi ia tidak ingin adiknya yang baru pulang meragukan pengampunannya dan kecewa maka ia pun menerima pemberian itu. Mengampuni menggerakkan Esau untuk menerima pemberian adiknya.

Berkatalah Esau: "Apakah maksudmu dengan seluruh pasukan, yang telah bertemu dengan aku tadi?" Jawabnya: "Untuk mendapat kasih tuanku." (Kej 33:8)  

Tetapi kata Esau: "Aku mempunyai banyak, adikku; peganglah apa yang ada padamu." (Kej 33:9)  

Tetapi kata Yakub: "Janganlah kiranya demikian; jikalau aku telah mendapat kasihmu, terimalah persembahanku ini dari tanganku, karena memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat wajah Allah, dan engkaupun berkenan menyambut aku. (Kej 33:10)  

Terimalah kiranya pemberian tanda salamku ini, yang telah kubawa kepadamu, sebab Allah telah memberi karunia kepadaku dan akupun mempunyai segala-galanya." Lalu dibujuk-bujuknyalah Esau, sehingga diterimanya. (Kej 33:11)  

4. Menyertai

Pertemuan yang singkat tidak memuaskan Esau. Ia tidak ingin segera mengakhiri pertemuan yang dinanti-nantikannya. Sudah lama ia tidak berbincang-bincang dengan adiknya dan mendengar cerita perantauan adiknya selama belasan tahun. Esau ingin berjalan bersama-sama dengan adiknya dan menjaga keselamatan anggota keluarganya yang baru ia kenal. Namun permintaan kecil ini ditolak Yakub dengan halus. Akhirnya dengan berat hati Esau pun meninggalkan mereka. Mengampuni menggerakkan Esau ingin menyertai dan bersama-sama dengan adiknya.

Kata Esau: "Baiklah kita berangkat berjalan terus; aku akan menyertai engkau." (Kej 33:12) 

Tetapi Yakub berkata kepadanya: "Tuanku maklum, bahwa anak-anak ini masih kurang kuat, dan bahwa beserta aku ada kambing domba dan lembu sapi yang masih menyusui, jika diburu-buru, satu hari saja, maka seluruh kumpulan binatang itu akan mati. (Kej 33:13)

Biarlah kiranya tuanku berjalan lebih dahulu dari hambamu ini dan aku mau dengan hati-hati beringsut maju menurut langkah hewan, yang berjalan di depanku dan menurut langkah anak-anak, sampai aku tiba pada tuanku di Seir." (Kej 33:14)

Lalu kata Esau: "Kalau begitu, baiklah kutinggalkan padamu beberapa orang dari pengiringku." Tetapi Yakub berkata: "Tidak usah demikian! Biarlah aku mendapat kasih tuanku saja." (Kej 33:15)

Kesimpulan khotbah adalah mengampuni dengan sungguh-sungguh melahirkan kemauan untuk mendekat, memperhatikan, menerima, dan menghabiskan waktu bersama-sama.

B. Kebaruan

Kata kasih dalam Kejadian 33:8 berasal dari kata chen dalam bahasa Ibrani yang berarti kemurahan, anugerah, atau penerimaan. Jadi pemberian Yakub dimaksudkan sebagai permohonan anugerah/kemurahan dari Esau untuk mengampuninya.

C. Refleksi 

Saya perlu belajar mengampuni yang sesungguhnya sehingga hubungan dapat dipulihkan dan bahkan mencapai tingkat yang lebih dalam.

D. Kata Bijak

Mengampuni seperti Yesus mengampuni.

No comments:

Post a Comment

Yohanes 14:1-14

Satu-satunya Jalan A. Ringkasan Khotbah Sepenggal kata mutiara mengatakan hidup adalah perjalanan dan nikmatilah setiap langkahnya. Jika hid...