Showing posts with label Roma. Show all posts
Showing posts with label Roma. Show all posts

Saturday, January 11, 2025

Roma 12:17-21

Perbuatan Baik

A. Ringkasan Khotbah

Air susu dibalas air tuba adalah peribahasa yang menyatakan perbuatan baik tetapi dibalas dengan tidak semestinya. Kebanyakan orang berpikir bahwa perbuatan baik seharusnya dibalas dengan perbuatan baik pula. Tetapi bagaimana kalau tidak? Masihkah kita terus berbuat baik? Khotbah ini mengajarkan tentang arti dan tujuan perbuatan baik pengajaran rasul Paulus kepada jemaat di Roma.

1. Membawa Damai 

Perbuatan baik dalam kekristenan bukan perbuatan yang mengharapkan balasan yang baik tetapi justru sebagai reaksi terhadap perbuatan yang jahat. Dengan demikian mata rantai kejahatan diputus dengan kebaikan. Saat rantai kejahatan putus maka percikan damai akan terjadi. Berusahalah supaya percikan damai tidak berhenti sehingga kebaikan akan terus menerus merangkul dengan kedamaian.

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! (Rm 12:17)  

Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Rm 12:18) 

2. Mengampuni

Serasa tidak adil jika rantai kejahatan yang telah diputus dengan kebaikan kemudian disambung kembali oleh pembuat kejahatan. Perbuatan baik tidak serta merta meniadakan perbuatan jahat yang menimpa dirinya. Jangan terseret arus kejahatan yang mengejar pembalasan karena pembalasan adalah hak Tuhan dan pengampunan adalah tugas orang percaya.

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. (Rm 12:19)  

3. Mengasihi

Betapa sulitnya berbuat baik dan sepertinya tidak ada seorang pun yang mampu melakukannya. Semua keterbatasan manusia dapat dipatahkan dengan kasih Tuhan. Perbuatan baik yang dilandaskan dengan kasih Tuhan mampu mengiring pembuat kejahatan mengecap penyesalan dan pertobatan. Bara api penyesalan akan membumihanguskan hati yang penuh kejahatan dan memurnikannya dengan pertobatan. Dengan demikian kejahatan benar-benar dikalahkan dengan perbuatan baik.

Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. (Rm 12:20)  

Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Rm 12:21) 

Kesimpulan khotbah: Perbuatan baik menghasilkan perdamaian, pengampunan dan perubahan hidup.

B. Kebaruan

Dalam Roma 12:17 kata baik berasal dari kata kalos dalam bahasa Yunani yang berarti baik, bagus, terpuji, benar, mulia; menyenangkan, menghibur, dan meneguhkan pikiran. Jadi orang percaya harus melakukan kalos yang tidak hanya sekedar baik saja untuk semua orang.

C. Refleksi 

Saya perlu belajar mengabaikan respon-respon negatif terhadap perbuatan baik dan berdoa supaya bara api pertobatan turun.

D. Kata Bijak

Perbuatan baik menurunkan bara api pertobatan bagi orang jahat.


Saturday, November 16, 2024

Roma 12:1

 Persembahan Yang Berkenan

A. Ringkasan Khotbah

Berbicara tentang persembahan uang kerap kali menimbulkan opini negatif terkait dengan penggunaannya. Opini ini bukan tanpa dasar jika dilihat dari beberapa kasus penyelewengan dana oleh petugas maupun pemimpin gereja. Kasus-kasus ini mengoncang iman orang percaya bagaikan gempa yang disertai tsunami. Mengapa uang persembahan diselewengkan oleh orang yang "beriman" dalam memimpin gereja? Ombak tsunami ini menyapu bersih bangunan iman yang tidak kokoh dan menyisakan puing kekecewaan dan kecurigaan. Padahal Paulus dengan jelas menanamkan dasar iman yang kokoh tentang persembahan yang benar dan berkenan kepada Tuhan. Persembahan bukan hanya sekedar uang saja. Khotbah ini mengupas ajaran Paulus yang terkandung dalam satu kalimat penting tentang persembahan.

1. Mengapa Memberikan Persembahan ?

Iman yang dibangun di atas kebenaran firman Tuhan tidak mudah dihanyutkan oleh ombak kekecewaan. Paulus mendasari ajaran tentang persembahan dengan akumulasi pengajaran di pasal-pasal sebelumnya (Rm 1:18-11:36). Kata "Karena itu" secara sederhana diartikan demikian: karena manusia telah menolak pernyataan (wahyu) Tuhan sehingga hukuman akan menimpa mereka, namun orang percaya dibenarkan melalui iman kepada Yesus Kristus. Pembenaran ini membawa keselamatan. Itulah sebabnya orang percaya memberikan persembahan. 

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm 12:1)

2. Bagaimana Memberikan Persembahan ?

Selanjutnya Paulus mengajar jemaat bagaimana memberikan persembahan. Tentu persembahan tidak diberikan dengan sembarangan. Persembahan yang berkenan dan diterima Tuhan adalah keseluruhan hidup orang percaya. Baik jasmani maupun rohani dikhususkan bagi Tuhan maka dengan demikian Tuhan akan menerimanya sebagai persembahan yang memenuhi kriteria. Persembahan bukan hanya sekedar uang tetapi seluruh hidupmu.

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm 12:1)

3. Untuk apa Memberikan Persembahan ?

Paulus menutup dengan sebuah pernyataan bahwa itulah ibadah yang seharusnya/ sepatutnya bagi Tuhan. Memberikan persembahan adalah memberikan yang pantas dan layak bagi Yesus Kristus yang telah menyelamatkan orang percaya. Jika tidak maka persembahan bukanlah persembahan yang sesungguhnya dan tidak ada artinya bagi kehidupan kerohanian orang percaya.

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm 12:1)

Kesimpulan khotbah: Persembahan yang layak bagi Tuhan Sang Penyelamat adalah seluruh hidupmu.

B. Kebaruan

Kata "hidup" bermakna sebagai kehidupan yang baru bersama dengan Kristus, bukan persembahan yang sudah mati seperti persembahan korban pada zaman Perjanjian Lama.

C. Refleksi 

Persembahan yang seharusnya saya berikan bukan hanya uang tetapi tingkah laku, sikap, pemikiran, dan mencakup seluruh aspek hidupku.

D. Kata Bijak

Di mata Tuhan uang hanya sebutir debu jika dibandingkan dengan hidupmu.


Saturday, October 19, 2024

Roma 1:18-25


Dunia Bersaksi

A. Ringkasan Khotbah

Dewasa ini sikap apatis terhadap keberadaan Tuhan telah menjangkit banyak orang. Sikap ini lahir dari keterbatasan indera dalam merasakan kehadiran Tuhan. Ibadah menjadi semacam kegiatan seremonial demi penguatan identitas diri sebagai orang beragama. Tatkala keapatisan mereka dipertanyakan maka bendungan besar dalam pikirannya pun segera terlihat. Bendungan besar ini dihiasi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai keberadaan dan peran Tuhan dalam kenyamanan hidupnya. Kalau Tuhan benar ada, mengapa Tuhan tidak menjawab doa saya? Mengapa Tuhan tidak menunjukkan diri kepada saya? Apa buktinya Tuhan ada? Permasalahan ini telah terjadi dalam kehidupan jemaat mula-mula di Roma. Kebenaran terombang ambing oleh ajaran yang keliru dan iman pun tergoncang keras. Keadaan yang serius ini menarik perhatian Paulus. Itulah sebabnya Paulus mengirim pengajarannya melalui sepucuk surat. Pengajaran berharga ini akhirnya membuka mata jemaat Roma dan memberkati orang percaya pada masa kini. 

1. Menolak Kenyataan  

Alasan yang sedianya adalah bukti untuk mendukung sebuah argumen kini berubah menjadi bendungan penutup kelemahan. Paulus mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada alasan untuk itu karena Tuhan sendiri telah mengatakannya. Memang tidak ada seorang pun yang pernah melihat Bapa dan orang-orang yang melihat Yesus Kristus juga terbatas pada zaman tertentu. Namun ketika Tuhan berfirman demikian maka sudah pasti benar. Oleh sebab itu orang yang tidak percaya adalah orang yang menolak kenyataan bahwa Tuhan sudah menyatakan diri-Nya.

Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. (Rm 1:18) 

Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. (Rm 1:19)  

2. Dunia Bersaksi

Paulus meneruskan penjelasannya mengenai cara Tuhan menyatakan diri kepada semua orang yaitu melalui ciptaan-Nya. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya (Maz 19:2). Siapapun yang melayangkan pandangnya ke langit akan melihat penyataan Tuhan dibalik segala keindahannya. Dunia ini bersaksi kepada manusia tentang keberadaan dan karya Tuhan yang melebihi akal pikiran manusia.

Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. (Rm 1:20)  

3. Perbuatan Yang Bodoh 

Selanjutnya Paulus memperlihatkan tindakan orang-orang yang menolak kebenaran dan mengabaikan kesaksian dunia. Mereka tidak menyembah Tuhan tetapi mereka menyembah buatan tangannya sendiri. Mereka bermegah dalam kebodohan dan akhirnya remuk dalam kebodohan.

Rom 1:21  Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. 

Rom 1:22  Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. 

Rom 1:23  Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. 

Rom 1:24  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.

Kesimpulan Khotbah: Tuhan telah menyatakan diri melalui kesaksian dunia dan orang yang menolak kesaksian dunia akan hidup dalam kebodohan.

B. Kebaruan

Orang yang menolak Tuhan akan hidup dalam kebodohan dan hancur dalam kebodohan.

C. Refleksi 

Saya belajar senantiasa mengingat dan mengagumi Tuhan di tengah semua ciptaan-Nya yang sungguh amat baik.

D. Kata Bijak

Sebutir pasir pun mampu menyaksikan kemuliaan Tuhan.


Saturday, August 24, 2024

Roma 13:1-5


Pemerintah Berkuasa

A. Ringkasan Khotbah

Pemerintah berkuasa merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri. Limpahnya peraturan di setiap lini menunjukkan pemerintah berkuasa mengatur rakyatnya. Kuasa pemerintah bahkan mencakup pemberian hukuman bagi pelanggar atau penentangnya. Lalu dari mana datangnya kuasa itu? Apa hubungannya dengan kekristenan? Bukanlah kita hanya perlu tunduk kepada Tuhan saja? Pertanyaan-pertanyaan yang serupa pernah membinggungkan jemaat mula-mula yang hidup di Roma. Dengan iman yang masih kerdil mereka coba mencari jawabannya tetapi sangat disayangkan mereka mencari ke arah yang keliru. Mendengarkan penjelasan dari orang Yahudi (Yudaisme) yang "gemar" menentang pemerintah bukanlah ide yang baik. 

Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" (Yoh 8:33)

Kesombongan mereka telah menumpulkan kesadaran terhadap realitas bahwa mereka sedang dalam kekuasaan pemerintah Romawi. Supaya jemaat tidak terombang-ambing dalam ajaran yang salah, Paulus menuliskan sepucuk surat sebagai kompas bagi orang percaya di Roma untuk melihat hubungan jemaat dengan pemerintah dan Tuhan.

1. Pemerintah Dari Tuhan

Jarum kompas dari Paulus selalu menunjuk kepada Tuhan. Arahnya bertentangan dengan pengajaran orang Yahudi. Alih-alih menentang pemerintah, Paulus mengajarkan untuk tunduk kepada pemerintah karena pemerintah berasal dari Tuhan.

Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. (Rm 13:1)

Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. (Rm 13:2) 

Jangan memberanikan diri untuk melawan pemerintah kalau tidak mau menerima konsekuensinya. Tunduklah kepada pemerintah seperti tunduk kepada Tuhan yang menetapkannya.

2. Pemerintah Hamba Tuhan

Visir kompas dari Paulus membantu jemaat meneropong maksud dan tujuan Tuhan yang baik. Kehadiran pemerintah bukan untuk meneror atau mengancam jemaat dengan aneka hukuman berat. Sebaliknya kehadiran pemerintah adalah untuk mengarahkan manusia supaya berperilaku baik.

Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. (Rm 13:3) 

Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. (Rm 13:4) 

Jika sebaliknya jemaat memberontak terhadap pemerintah maka bersiaplah dengan pedang tajam yang tersarung di pinggangnya. Pemerintah tidak memerintah dengan tangan kosong dan Tuhan telah memateraikan pengesahan pada pedang itu supaya luka-luka dari tebasannya menuntun pada pertobatan.

3. Pemerintah dan Suara Hati bekerja sama

Meskipun pemerintah adalah hamba Tuhan, pemerintah tetap saja terbatas. Mengatur manusia yang dinamis dan cenderung bandel ini tidaklah gampang. Hukum ada celanya dan peraturan ada kelemahannya. Untuk keadaan seperti inilah kaca pembesar pada kompas Paulus berguna. Ia mampu melihat hal-hal kecil dan yang tidak mampu dijangkau oleh pemerintah. Kaca pembesar di kompas Paulus adalah suara hati (nurani). Suara hati membisikkan perilaku-perilaku baik di tempat di mana peraturan tidak terdengar lantang. 

Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. (Rm 13:5) 

Kesimpulan khotbah adalah pemerintah merupakan hamba Tuhan yang diberi kuasa untuk mendatangkan kebaikan bagi orang percaya.

B. Kebaruan

Kata "suara hati" dalam Roma 13:5 berasal dari bahasa Yunani suneidesis (συνείδησις) memiliki arti yang luas. Suara hati mencakup kesadaran moral, kepekaan, kemampuan membedakan baik dan jahat, dan hati nurani.

C. Refleksi 

Saya dapat mengerti mengapa pemerintah dapat tetap eksis meskipun memiliki banyak sekali kelemahan. Alasannya adalah karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan kita.

D. Kata Bijak

Di saat semua buntu, sendengkanlah telingamu untuk suara hati (Tuhan).

Yohanes 14:1-14

Satu-satunya Jalan A. Ringkasan Khotbah Sepenggal kata mutiara mengatakan hidup adalah perjalanan dan nikmatilah setiap langkahnya. Jika hid...