Showing posts with label Amsal. Show all posts
Showing posts with label Amsal. Show all posts

Saturday, March 22, 2025

Amsal 1:20-33

Pengetahuan Menuju Keberhasilan

A. Ringkasan Khotbah

Berdasarkan survei Populix pada tahun 2023 menunjukkan 45% anak muda di Indonesia melihat kestabilan finansial adalah keberhasilan. Tentu pandangan ini masih sederhana dibandingkan dengan tawaran para filsuf yang melihat bahwa keberhasilan hidup adalah menemukan makna hidup. Dan pencarian makna hidup adalah hal yang paling sulit. Jadi bagaimana seseorang dapat menemukan makna hidup agar disebut berhasil? Khotbah ini akan menunjukkan cara untuk berhasil melalui ajaran hikmat.

1. Panggilan Hikmat

Amsal terang-terangan menyatakan bahwa pengetahuan perlu diolah menjadi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan mengolah pengetahuan supaya dapat dipahami dan diterapkan disebut hikmat. Hikmat dipersonifikasikan sebagai seorang wanita yang memanggil-manggil dengan segenap kekuatannya untuk menawarkan kemampuan ini kepada semua orang. Ia mendatangi semua tempat yang dikunjungi orang-orang sambil menatang sebuah keranjang buah.

Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya, (Ams 1:20)

di atas tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan kata-katanya. (Ams 1:21)

"Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan? (Ams 1:22)

Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu. (Ams 1:23)

2. Menjawab Hikmat

Suara nyaring nan merdu ternyata tidak mampu menembus hati orang-orang. Mereka semakin menjauh dan tidak menghiraukannya. Hikmat tidak putus asa, ia bahkan harus setengah mengancam supaya orang mendengarkannya namun hasilnya tetap nihil. Tidak ada jawaban dari orang-orang dan yang tersisa hanyalah hiruk pikuk kesibukan.

Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (Ams 1:24)

bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (Ams 1:25) 

maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (Ams 1:26)

apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (Ams 1:27)

Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. (Ams 1:28)

3. Buah Hikmat

Hikmat pun terduduk lemas dalam keletihannya. Ia bergumam sambil menatap keranjang berisi buah "Takut Akan Tuhan" yang ditatangnya: "Mengapa kalian tidak mendengarkan aku? Kalian pasti akan menelan buah kegagalan". Hikmat akhirnya mengerti bahwa orang-orang telah bertekad memilih buah kegagalan. 

Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, (Ams 1:29)

tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku, (Ams 1:30)

maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka. (Ams 1:31)

Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya. (Ams 1:32)

Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka." (Ams 1:33)

Kesimpulan Khotbah: Keberhasilan hidup dicapai dengan hikmat yang diperoleh dari Takut Akan Tuhan.

B. Kebaruan

Kata hikmat dalam Ams 1:20 berasal dari kata chokmah dalam bahasa Ibrani yang ditulis dalam bentuk kata benda feminim sehingga feminim sehingga pembaca dapat mengerti personifikasi yang digunakan penulis dalam menggambarkan hikmat sebagai seorang wanita

C. Refleksi 

Saya harus memulai dari takut akan Tuhan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dan hikmat untuk menerapkannya.

D. Kata Bijak

Pengetahuan itu pasif sedangkan hikmat itu aktif.


Saturday, February 8, 2025

Amsal 10:3-7

Berkat Dalam Pekerjaan

A. Ringkasan Khotbah

Istilah "Blue Monday" menggambarkan perasaan banyak orang ketika harus kembali bekerja di hari Senin. Hari pertama kembali bekerja setelah liburan akhir pekan adalah hari yang berat. Perasaan ini muncul sebagai kontras antara bekerja dan berlibur. Bekerja identik dengan capek, letih, dan memusingkan. Namun bagaimana dengan berkat Tuhan dalam pekerjaan? Apakah pekerjaan yang melelahkan tubuh terkandung sesuatu yang berharga? Amsal 10:3-7 akan mensarikan petunjuk-petunjuk untuk menemukan berlian yang tersembunyi dalam pekerjaan.

1. Bekerja Dengan Benar

Orang percaya perlu memulai dari pemahaman bahwa Tuhan memelihara orang benar. Siapa orang benar? Orang benar adalah orang yang hidup takut akan Tuhan dan memegang segala titah-titah-Nya. Pekerjaan adalah bentuk pemeliharaan dan sarana Tuhan menurunkan berkat. Ketika seseorang bekerja dengan "benar" maka berkat Tuhan menjadi nyata, ia tidak akan menderita kelaparan.

TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya. (Ams 10:3)  

2. Bekerja Dengan Bijaksana

Bekerja bukan sekedar rutinitas belaka tetapi mensyaratkan kebijaksanaan. Bijaksana membawa seseorang untuk melihat bahwa bekerja harus ditempuh dengan kerajinan, kedewasaan dan keputusan yang baik. Tanpa kebijaksanaan maka pekerjaan hanyalah "kutuk" yang melelahkan jiwa raga tanpa henti dari hari lepas hari. Ketika seseorang bekerja dengan bijaksana maka berkat Tuhan menjadi nyata, ia akan mendapatkan hasil.

Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. (Ams 10:4)  

Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi (bijaksana); siapa tidur pada waktu panen membuat malu. (Ams 10:5)  

3. Bekerja Memberi Dampak

Bekerja bukan semata-mata demi diri sendiri saja. Bekerja adalah alat Tuhan untuk memberkati orang lain. Teladan etos kerja yang baik akan menjadi contoh bagaimana seharusnya orang percaya bekerja. Bahkan teladan ini akan menjadi kenangan yang berlangsung lama dan tetap ampuh memberkati orang lain. Ketika seseorang bekerja dengan memberi dampak, maka ia diberkati dan memberkati orang lain.

Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. (Ams 10:6)  

Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk. (Ams 10:7)  

Kesimpulan khotbah: Berkat Tuhan dalam pekerjaan dinyatakan melalui bekerja dengan benar, bijaksana, dan berdampak bagi orang lain.

B. Kebaruan

Dalam Amsal 10:5 kata "akal budi" berasal dari kata sakal dalam bahasa Ibrani yang berarti sikap bijaksana. Bijaksana adalah kemampuan untuk berpikir dan bertindak sehingga dapat memutuskan hal yang benar berdasarkan pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman.

C. Refleksi 

Pekerjaan bukan lagi sebuah keharusan dalam bertahan hidup tetapi bekerja adalah sarana menikmati berkat Tuhan.

D. Kata Bijak

Tanpa menggali permata tidak ditemukan, tanpa bekerja berkat tidak dinyatakan.

Yohanes 14:1-14

Satu-satunya Jalan A. Ringkasan Khotbah Sepenggal kata mutiara mengatakan hidup adalah perjalanan dan nikmatilah setiap langkahnya. Jika hid...