Pengetahuan Menuju Keberhasilan
A. Ringkasan Khotbah
Berdasarkan survei Populix pada tahun 2023 menunjukkan 45% anak muda di Indonesia melihat kestabilan finansial adalah keberhasilan. Tentu pandangan ini masih sederhana dibandingkan dengan tawaran para filsuf yang melihat bahwa keberhasilan hidup adalah menemukan makna hidup. Dan pencarian makna hidup adalah hal yang paling sulit. Jadi bagaimana seseorang dapat menemukan makna hidup agar disebut berhasil? Khotbah ini akan menunjukkan cara untuk berhasil melalui ajaran hikmat.
1. Panggilan Hikmat
Amsal terang-terangan menyatakan bahwa pengetahuan perlu diolah menjadi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan mengolah pengetahuan supaya dapat dipahami dan diterapkan disebut hikmat. Hikmat dipersonifikasikan sebagai seorang wanita yang memanggil-manggil dengan segenap kekuatannya untuk menawarkan kemampuan ini kepada semua orang. Ia mendatangi semua tempat yang dikunjungi orang-orang sambil menatang sebuah keranjang buah.
Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya, (Ams 1:20)
di atas tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan kata-katanya. (Ams 1:21)
"Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan? (Ams 1:22)
Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu. (Ams 1:23)
2. Menjawab Hikmat
Suara nyaring nan merdu ternyata tidak mampu menembus hati orang-orang. Mereka semakin menjauh dan tidak menghiraukannya. Hikmat tidak putus asa, ia bahkan harus setengah mengancam supaya orang mendengarkannya namun hasilnya tetap nihil. Tidak ada jawaban dari orang-orang dan yang tersisa hanyalah hiruk pikuk kesibukan.
Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (Ams 1:24)
bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (Ams 1:25)
maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (Ams 1:26)
apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (Ams 1:27)
Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. (Ams 1:28)
3. Buah Hikmat
Hikmat pun terduduk lemas dalam keletihannya. Ia bergumam sambil menatap keranjang berisi buah "Takut Akan Tuhan" yang ditatangnya: "Mengapa kalian tidak mendengarkan aku? Kalian pasti akan menelan buah kegagalan". Hikmat akhirnya mengerti bahwa orang-orang telah bertekad memilih buah kegagalan.
Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, (Ams 1:29)
tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku, (Ams 1:30)
maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka. (Ams 1:31)
Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya. (Ams 1:32)
Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka." (Ams 1:33)
Kesimpulan Khotbah: Keberhasilan hidup dicapai dengan hikmat yang diperoleh dari Takut Akan Tuhan.
B. Kebaruan
Kata hikmat dalam Ams 1:20 berasal dari kata chokmah dalam bahasa Ibrani yang ditulis dalam bentuk kata benda feminim sehingga feminim sehingga pembaca dapat mengerti personifikasi yang digunakan penulis dalam menggambarkan hikmat sebagai seorang wanita
C. Refleksi
Saya harus memulai dari takut akan Tuhan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dan hikmat untuk menerapkannya.
D. Kata Bijak
Pengetahuan itu pasif sedangkan hikmat itu aktif.
No comments:
Post a Comment