Berserah Diri
A. Ringkasan Khotbah
Setiap orang memiliki dasar yang berbeda-beda dalam merespon suatu kejadian. Apalagi kejadian yang mendadak. Umumnya respon diberikan dengan dasar logika dan sebagian dengan iman. Namun di antara keduanya yang paling ideal adalah dengan iman dan logika. Respon yang demikian akan membawa dirinya menyaksikan karya Tuhan yang ajaib dalam setiap aspek hidupnya. Demikian respon Maria ketika ditemui oleh malaikat. Khotbah ini membahas tentang kedewasaan iman Maria dalam merespon firman Tuhan.
1. Bingung
Hikayat ini dibuka dengan pengutusan Tuhan kepada malaikat-Nya untuk menemui Maria. Kehadiran malaikat di rumah Maria ditandai dengan sebuah salam. Ucapan salam yang sederhana namun mengejutkan: "Bersukacitalah, engkau yang mendapat anugerah, Tuhan menyertai engkau." Seketika itu Maria bingung dan terpaku oleh kehadiran dan salam dari malaikat.
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, (Luk 1:26)
kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. (Luk 1:27)
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." (Luk 1:28)
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. (Luk 1:29)
2. Penasaran
Di tengah kebingungan Maria tetap menyimak perkataan demi perkataan yang disampaikan malaikat. Rasanya tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kehamilan di luar nikah dapat disebut anugerah? Bukankah itu adalah sebuah bencana? Kali ini iman memimpin logikanya untuk melangkah lebih jauh. Iman melangkah dengan rasa penasaran. Maria percaya dan penasaran akan cara kerja Tuhan untuk mengwujudkan berita yang tidak masuk akal ini. Itulah sebabnya ia bertanya.
Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. (Luk 1:30)
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (Luk 1:31)
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, (Luk 1:32)
dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Luk 1:33)
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Luk 1:34)
3. Berserah Diri
Pertanyaan Maria dijawab oleh Tuhan melalui malaikat. Tuhan membukakan cara menggenapi berita yang disampaikan dan memberikan bukti nyata yaitu Elisabet saudaranya yang mandul kini mengandung (Luk 1:7). Iman Maria semakin dikukuhkan. Maria tidak mampu menahan diri ketika iman dan logika terpuaskan oleh firman Tuhan. Ia pun segera memberikan respon yang benar yaitu berserah diri. Sebuah sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang percaya.
Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Luk 1:35)
Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. (Luk 1:36)
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Luk 1:37)
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:38)
Kesimpulan Khotbah: Respon yang melibatkan iman dan logika akan membawa kepada penyerahan diri kepada Tuhan.
B. Kebaruan
Nama malaikat Gabriel dalam bahasa Ibrani berarti Tuhan adalah kekuatanku atau pahlawan Allah yang perkasa.
C. Refleksi
Saya perlu belajar merespon firman Tuhan dengan iman dan logika untuk menghasilkan penyerahan diri secara total kepada Tuhan.
D. Kata Bijak
Iman yang benar ditandai dengan logika yang tahu diri.
No comments:
Post a Comment