Penantian dan Penyambutan
A. Ringkasan Khotbah
Penantian yang panjang terkadang mengaburkan kepercayaan seseorang. Semakin lama menunggu akan semakin tidak yakin dengan yang dinantikan. Demikian dengan orang Israel. Mereka menantikan kedatangan Mesias namun yang dihadapi adalah penderitaan demi penderitaan yang hebat. Sementara itu Tuhan justru "diam" selama 400 tahun (periode intertestamental). Tidak ada nubuat, tidak ada mimpi, tidak ada penglihatan, dan sepertinya "tidak ada Tuhan" lagi dalam kehidupan mereka. Apakah Tuhan sudah melupakan janji-Nya? Tentu saja tidak. Masih tersisa orang yang setia menantikan Mesias, di antaranya adalah Simeon dan Hana yang akan dibahas dalam khotbah.
1. Simeon
Tokoh pertama adalah Simeon yang tetap setia menanti penggenapan janji Tuhan. Penantian yang panjang tidak membuatnya menjadi ragu dan malas. Ia tetap bertekun dalam kesalehan hidup. Masa "Tuhan diam" bagi Simeon berakhir saat Roh Kudus menyampaikan anugerah Tuhan bagi dirinya. Penantian yang lama tidak sia-sia. Ia segera bangkit dari tempat duduknya ketika melihat Mesias. Simeon menyambut, menggendong, dan memuji Tuhan. Inilah sambutan yang layak bagi Yesus Kristus "Mesias Anak Allah Yang Hidup".
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, (Luk 2:25)
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. (Luk 2:26)
Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, (Luk 2:27)
ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: (Luk 2:28)
"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, (Luk 2:29)
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, (Luk 2:30)
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, (Luk 2:31)
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." (Luk 2:32)
2. Hana
Tokoh kedua adalah nabiah Hana. Ia menunggu kedatangan Mesias dengan berdoa dan berpuasa, bahkan ia tidak pernah meninggalkan Bait Suci. Hana menyambut Mesias dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Tidak berhenti di situ saja, ia terus menerus memberitakan kabar baik itu kepada semua orang. Sambutan yang meriah bagi Mesias adalah ucapan syukur dan pemberitaan kabar baik.
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, (Luk 2:36)
dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. (Luk 2:37)
Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. (Luk 2:38)
Kesimpulan Khotbah: Berjumpa dengan Terang Dunia melahirkan sambutan yang memuliakan Tuhan.
B. Kebaruan
Periode Intertestamental adalah periode di mana Tuhan tidak berfirman kepada manusia selama 400 tahun. Masa tersebut dimulai dari berakhirnya kitab Maleakhi dan diakhiri dengan Injil Matius.
C. Refleksi
Saya perlu belajar menghargai setiap waktu penantian kedatangan Tuhan dengan terus hidup benar di hadapan Tuhan.
D. Kata Bijak
Menunggu sebentar lagi, melayani sebentar lagi.
No comments:
Post a Comment