Keputusan Yang Benar
A. Ringkasan Khotbah
Mengambil keputusan merupakan bagian yang tidak terelakkan dari keseharian manusia. Sejak melek di pagi hari keputusan demi keputusan sudah mengantri di depan kita. Tanpa sadar sejuta pengalaman mengambil keputusan pun terkumpulkan. Di antara semuanya keputusan dapat dibagi menjadi keputusan yang baik, tidak baik, atau benar. Keputusan yang benar pasti baik dan yang baik belum tentu benar maka sudah tentu semua orang mendambakan keputusan yang benar. Untuk dapat meraih keputusan yang benar memerlukan prinsip yang benar tetapi sayangnya seringkali prinsip ini bersembunyi dan menunggu untuk ditemukan. Khotbah ini mengajak pembaca menemukan prinsip-prinsip Yusuf dalam menentukan keputusan yang benar di tengah pergumulannya.
1. Pertimbangan
Babak awal dari penelusuran prinsip keputusan Yusuf dibuka dengan berita kehamilan Maria. Berita ini sungguh menusuk hati Yusuf. Meskipun Maria mencoba menjelaskan namun suara Maria terdengar menggaung di telinga Yusuf. Permasalahan ini menuntut Yusuf segera mengambil keputusan yang benar. Yusuf mulai mempertimbangkan segala hal dengan matang dan memutuskan untuk menceraikan Maria diam-diam. Ini adalah pertimbangan yang paling baik menurut Yusuf. Prinsip pengambilan keputusan Yusuf diawali dengan pertimbangan.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (Mat 1:18)
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. (Mat 1:19)
2. Kehendak Tuhan
Tetapi ketika Yusuf berpikir bahwa pertimbangannya sudah menghasilkan keputusan yang benar, Tuhan berfirman kepadanya. Kehendak Tuhan dinyatakan dengan lugas dan jelas. Yusuf tersentak mendengar kebenaran itu dan sekarang ia harus mempertimbangkan kembali keputusannya dengan mengutamakan kehendak Tuhan. Prinsip pengambilan keputusan Yusuf adalah firman Tuhan harus menjadi prioritas dibandingkan dengan pertimbangan manusia.
Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. (Mat 1:20)
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Mat 1:21)
Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: (Mat 1:22)
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. (Mat 1:23)
3. Keputusan Yang Benar
Kehendak Tuhan atas Yusuf menjadikan dirinya tidak ragu dan gentar dalam mengambil keputusan. Pertimbangan pribadi Yusuf yang terbaik gugur bagaikan daun kering ketika berhadapan dengan firman Tuhan. Yusuf memutuskan mengambil Maria menjadi istrinya dan itulah keputusan yang benar dan paling baik seumur hidupnya. Prinsip Yusuf mengambil keputusan adalah berani memutuskan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, (Mat 1:24)
tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. (Mat 1:25)
Kesimpulan Khotbah: Keputusan yang benar diambil berdasarkan kehendak Tuhan di dalam firman-Nya.
B. Kebaruan
Dalam Mat 1:19 kata "tulus hati" berasal dari kata dikaios dalam bahasa Yunani yang berarti orang benar yaitu orang yang hidup benar dengan kebenaran Allah.
C. Refleksi
Saya perlu menaklukkan diri di bawah firman Tuhan dibandingkan dengan bersandar pada pertimbangan pribadi dalam mengambil keputusan.
D. Kata Bijak
Keputusan yang benar dituju dengan menapaki anak tangga firman.
No comments:
Post a Comment