Berkat Dalam Pekerjaan
A. Ringkasan Khotbah
Istilah "Blue Monday" menggambarkan perasaan banyak orang ketika harus kembali bekerja di hari Senin. Hari pertama kembali bekerja setelah liburan akhir pekan adalah hari yang berat. Perasaan ini muncul sebagai kontras antara bekerja dan berlibur. Bekerja identik dengan capek, letih, dan memusingkan. Namun bagaimana dengan berkat Tuhan dalam pekerjaan? Apakah pekerjaan yang melelahkan tubuh terkandung sesuatu yang berharga? Amsal 10:3-7 akan mensarikan petunjuk-petunjuk untuk menemukan berlian yang tersembunyi dalam pekerjaan.
1. Bekerja Dengan Benar
Orang percaya perlu memulai dari pemahaman bahwa Tuhan memelihara orang benar. Siapa orang benar? Orang benar adalah orang yang hidup takut akan Tuhan dan memegang segala titah-titah-Nya. Pekerjaan adalah bentuk pemeliharaan dan sarana Tuhan menurunkan berkat. Ketika seseorang bekerja dengan "benar" maka berkat Tuhan menjadi nyata, ia tidak akan menderita kelaparan.
TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya. (Ams 10:3)
2. Bekerja Dengan Bijaksana
Bekerja bukan sekedar rutinitas belaka tetapi mensyaratkan kebijaksanaan. Bijaksana membawa seseorang untuk melihat bahwa bekerja harus ditempuh dengan kerajinan, kedewasaan dan keputusan yang baik. Tanpa kebijaksanaan maka pekerjaan hanyalah "kutuk" yang melelahkan jiwa raga tanpa henti dari hari lepas hari. Ketika seseorang bekerja dengan bijaksana maka berkat Tuhan menjadi nyata, ia akan mendapatkan hasil.
Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. (Ams 10:4)
Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi (bijaksana); siapa tidur pada waktu panen membuat malu. (Ams 10:5)
3. Bekerja Memberi Dampak
Bekerja bukan semata-mata demi diri sendiri saja. Bekerja adalah alat Tuhan untuk memberkati orang lain. Teladan etos kerja yang baik akan menjadi contoh bagaimana seharusnya orang percaya bekerja. Bahkan teladan ini akan menjadi kenangan yang berlangsung lama dan tetap ampuh memberkati orang lain. Ketika seseorang bekerja dengan memberi dampak, maka ia diberkati dan memberkati orang lain.
Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. (Ams 10:6)
Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk. (Ams 10:7)
Kesimpulan khotbah: Berkat Tuhan dalam pekerjaan dinyatakan melalui bekerja dengan benar, bijaksana, dan berdampak bagi orang lain.
B. Kebaruan
Dalam Amsal 10:5 kata "akal budi" berasal dari kata sakal dalam bahasa Ibrani yang berarti sikap bijaksana. Bijaksana adalah kemampuan untuk berpikir dan bertindak sehingga dapat memutuskan hal yang benar berdasarkan pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman.
C. Refleksi
Pekerjaan bukan lagi sebuah keharusan dalam bertahan hidup tetapi bekerja adalah sarana menikmati berkat Tuhan.
D. Kata Bijak
Tanpa menggali permata tidak ditemukan, tanpa bekerja berkat tidak dinyatakan.