Saturday, October 26, 2024

Wahyu 21:1-8

 

Dunia Baru

A. Ringkasan Khotbah

Dunia ini kian hari kian menampakkan kerusakannya. Kejahatan merajalela dan bencana alam terjadi di mana-mana. Belum lagi ditambah dengan peperangan dan penyakit-penyakit yang mematikan. Keadaan ini tentu mengkuatirkan. Bisa jadi dunia ini tidak lagi mampu menampung kehidupan manusia. Jika benar, bagaimana dengan orang percaya? Apakah akan hancur bersama dunia ini? Tentu saja tidak. Tuhan telah memberitahukan hal-hal penting tentang akhir dari dunia ini melalui Yohanes sehingga orang percaya tidak perlu kuatir. Berikut penyataan Tuhan kepada kita:

1. Dunia Yang Baru 

Benar seperti yang dilihat bahwa dunia ini sedang menuju kehancuran. Tetapi berakhirnya dunia bukan berarti akhir dari segalanya, namun merupakan awal dari yang baru. Yohanes melihat langit dan bumi yang baru menggantikan yang lama. Dunia yang baru ini kemudian dihiasi dengan kota Tuhan yang turun dari surga. Sungguh sebuah pemandangan yang indah.

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. (Why 21:1)   

Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. (Why 21:2)  

2. Tuhan Bersama Kita

Tidak sampai di situ saja, keindahan dunia yang baru disempurnakan dengan keberadaan Tuhan yang bersama-sama dengan orang-orang percaya. Bukankah keadaan ini yang didamba-dambakan oleh orang percaya di mana Sang Pencipta yang penuh kasih tinggal bersama-sama dengan ciptaan-Nya.

Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. (Why 21:3)  

3. Tidak Ada Penderitaan

Dalam dunia yang baru Tuhan memulihkan manusia dari efek dosa. Penderitaan yang awalnya mengerogoti manusia kini telah lenyap. Dunia yang baru tidak ada lagi kesedihan dan tangisan. Utopia ini pasti menjadi realita karena Tuhan mengatakannya.

Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Why 21:4)

Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar." (Why 21:5)

4. Pemenang Iman

Dunia baru yang begitu indah akan ditempati oleh siapa? Tidak semua orang dapat tinggal di dalamnya. Hanya pemenang iman yang akan memperolehnya. Siapakah pemenang iman ini? Pemenang iman adalah mereka yang percaya kepada Yesus Kristus dan mempertahankan imannya hingga akhir.

Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. (Why 21:6)

Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku. (Why 21:7)

Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." (Why 21:8)

Kesimpulan Khotbah:  Dunia yang baru akan diberikan Tuhan kepada pemenang iman.

B. Kebaruan

Menurut tradisi Yahudi Yohanes dihukum mati di Roma dengan memasukkannya ke dalam bak yang berisi minyak panas. Namun Tuhan melindungi Yohanes dan ia tidak mati. Itulah sebabnya ia dibuang ke pulau Patmos untuk kerja paksa menambang batu bara bersama dengan orang-orang hukuman lainnya.

C. Refleksi 

Kesulitan dan kesedihan akan berlalu asal saya tetap bertekun dalam iman kepada Yesus Kristus hingga hembusan nafas terakhir.

D. Kata Bijak

Saatnya akan tiba ketika orang-orang tidak lagi ingat apa itu kesedihan.


Saturday, October 19, 2024

Roma 1:18-25


Dunia Bersaksi

A. Ringkasan Khotbah

Dewasa ini sikap apatis terhadap keberadaan Tuhan telah menjangkit banyak orang. Sikap ini lahir dari keterbatasan indera dalam merasakan kehadiran Tuhan. Ibadah menjadi semacam kegiatan seremonial demi penguatan identitas diri sebagai orang beragama. Tatkala keapatisan mereka dipertanyakan maka bendungan besar dalam pikirannya pun segera terlihat. Bendungan besar ini dihiasi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai keberadaan dan peran Tuhan dalam kenyamanan hidupnya. Kalau Tuhan benar ada, mengapa Tuhan tidak menjawab doa saya? Mengapa Tuhan tidak menunjukkan diri kepada saya? Apa buktinya Tuhan ada? Permasalahan ini telah terjadi dalam kehidupan jemaat mula-mula di Roma. Kebenaran terombang ambing oleh ajaran yang keliru dan iman pun tergoncang keras. Keadaan yang serius ini menarik perhatian Paulus. Itulah sebabnya Paulus mengirim pengajarannya melalui sepucuk surat. Pengajaran berharga ini akhirnya membuka mata jemaat Roma dan memberkati orang percaya pada masa kini. 

1. Menolak Kenyataan  

Alasan yang sedianya adalah bukti untuk mendukung sebuah argumen kini berubah menjadi bendungan penutup kelemahan. Paulus mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada alasan untuk itu karena Tuhan sendiri telah mengatakannya. Memang tidak ada seorang pun yang pernah melihat Bapa dan orang-orang yang melihat Yesus Kristus juga terbatas pada zaman tertentu. Namun ketika Tuhan berfirman demikian maka sudah pasti benar. Oleh sebab itu orang yang tidak percaya adalah orang yang menolak kenyataan bahwa Tuhan sudah menyatakan diri-Nya.

Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. (Rm 1:18) 

Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. (Rm 1:19)  

2. Dunia Bersaksi

Paulus meneruskan penjelasannya mengenai cara Tuhan menyatakan diri kepada semua orang yaitu melalui ciptaan-Nya. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya (Maz 19:2). Siapapun yang melayangkan pandangnya ke langit akan melihat penyataan Tuhan dibalik segala keindahannya. Dunia ini bersaksi kepada manusia tentang keberadaan dan karya Tuhan yang melebihi akal pikiran manusia.

Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. (Rm 1:20)  

3. Perbuatan Yang Bodoh 

Selanjutnya Paulus memperlihatkan tindakan orang-orang yang menolak kebenaran dan mengabaikan kesaksian dunia. Mereka tidak menyembah Tuhan tetapi mereka menyembah buatan tangannya sendiri. Mereka bermegah dalam kebodohan dan akhirnya remuk dalam kebodohan.

Rom 1:21  Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. 

Rom 1:22  Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. 

Rom 1:23  Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. 

Rom 1:24  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.

Kesimpulan Khotbah: Tuhan telah menyatakan diri melalui kesaksian dunia dan orang yang menolak kesaksian dunia akan hidup dalam kebodohan.

B. Kebaruan

Orang yang menolak Tuhan akan hidup dalam kebodohan dan hancur dalam kebodohan.

C. Refleksi 

Saya belajar senantiasa mengingat dan mengagumi Tuhan di tengah semua ciptaan-Nya yang sungguh amat baik.

D. Kata Bijak

Sebutir pasir pun mampu menyaksikan kemuliaan Tuhan.


Saturday, October 12, 2024

Kejadian 1:27-28

Penjaga Dunia

A. Ringkasan Khotbah

Isu lingkungan hidup telah menjadi perhatian utama di berbagai negara terutama isu  pencemaran, pemanasan global, kepunahan fauna, dan krisis air. Sadar atau tidak isu-isu ini tidak terlepas dari perbuatan manusia. Demi kenyamanan pribadi manusia telah merusak tempat tinggalnya sendiri. Dunia tempat tinggal manusia kini tidak lagi bersahabat tetapi menjadi ancaman yang serius bagi kehidupannya. Di tengah situasi yang kacau ini bagaimana orang percaya menyikapinya? Apakah orang percaya harus diam atau bagaimana? Dan apa sebenarnya yang Tuhan inginkan sejak semula? Khotbah ini membawa pendengar meninjau kembali tugas yang Tuhan embankan kepada manusia sejak dunia diciptakan. 

1. Serupa Dengan Tuhan

Tuhan seumpama seorang ayah yang sedang mempersiapkan anaknya untuk menjadi penerusnya. Anak serupa (mirip) dengan orangtuanya demikian manusia diciptakan serupa dengan Tuhan (imago Dei). Keserupaan ini berarti manusia memiliki sifat (atribut) yang dimiliki Tuhan seperti: kualitas sungguh amat baik, jujur, kudus, kekuatan intelektual, perasaan, kebebasan moral, dan lainnya. Keserupaan ini juga berkaitan dengan karya Tuhan dalam memelihara ciptaan-Nya yang harus dikerjakan oleh manusia. Manusia berkewajiban menjaga dunia ciptaan Tuhan. 

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kej 1:27) 

2. Memberi Kemampuan

Ayah yang baik tidak pernah mengabaikan pembekalan yang memadai untuk anaknya. Terlebih Tuhan yang penuh kasih. Menjaga dunia ciptaan membutuhkan pembekalan. Tanpa itu manusia tidak mampu untuk mengerjakannya. Oleh sebab itu Tuhan membekali (memberkati) manusia dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjaga dunia. Kemampuan yang diberikan adalah reproduksi, kreasi, dan representasi. Kemampuan reproduksi adalah supaya menambah jumlah manusia dalam memenuhi bumi, kemampuan kreasi adalah supaya manusia mampu memanfaatkan semua ciptaan demi kebaikan, dan kemampuan representasi adalah supaya manusia mampu memerintah dunia ini seperti Tuhan. Dengan kemampuan-kemampuan yang diberikan, kini sang anak telah siap untuk serupa dengan orangtuanya secara utuh. Bukan hanya serupa wajahnya tetapi juga serupa dengan pekerjaannya.

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej 1:28) 

Kesimpulan Khotbah: Manusia yang serupa Tuhan adalah penjaga dunia yang telah diberkati Tuhan dengan kemampuan-kemampuan untuk menguasai dan menaklukkan dunia.

B. Kebaruan

Berkat pertama yang Tuhan limpahkan kepada manusia bukan material tetapi kemampuan untuk menjalankan tugas yang memperlihatkan keserupaan dengan diri-Nya.

C. Refleksi 

Saya belajar bahwa diberkati Tuhan berarti diberikan banyak kemampuan oleh Tuhan untuk melakukan tugas pelayanan yang dipercayakan. 

D. Kata Bijak

Dia yang memilih pasti Dia membekali.


Saturday, October 5, 2024

Kejadian 2:1-3

Pemilik Dunia

A. Ringkasan Khotbah

Pesona alam seringkali membuat orang berdecak kagum. Lembayung senja menyinari pasir putih, kemilau daun hijau melambai disentuh angin, awan putih menari di lembaran langit biru, dan banyak keindahan alam lainnya yang tidak mampu dilukiskan dengan kata-kata. Apakah alam yang luas nan indah ini terjadi begitu saja? Mungkinkah ada pemiliknya? Atau semua ini hanya kebetulan? Salah satu teka-teki besar dalam hidup manusia adalah mencari tahu siapa pemilik dunia ini. Tidak sedikit orang mencoba menjawab dengan pandangan-pandangan yang spekulatif. Mungkin pandangan tersebut memukau namun belum tentu benar. Khotbah ini menuntun pembaca untuk menemukan pemilik dunia ini melalui kebenaran firman Tuhan.  

1. Menyatakan

Teka-teki pencarian kepemilikan dunia ini dimulai dari pernyataan. Siapakah di dunia ini yang berani mengatakan bahwa dunia ini milik-Nya? Tidak ada satu pun "manusia sehat" yang berani menyatakannya karena pada kenyataanya memang bukan. Tetapi Tuhan menyatakan bahwa "Akulah Pencipta langit dan bumi dan Aku juga yang menyelesaikannya". Awalnya dunia ini "tidak ada" menjadi "ada" (creatio ex nihilo). Pencarian pemilik dunia dimulai dari pernyataan Tuhan bahwa diri-Nya adalah Sang Pencipta yang menyelesaikan penciptaan dunia ini.

Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. (Kej 2:1)  

2. Menyelesaikan

Tentu pernyataan saja tidak cukup untuk meyakinkan kita. Perlu bukti untuk memperkuat pernyataan itu. Tuhan memberikan bukti dengan memberikan informasi lebih rinci mengenai karya penciptaan-Nya. Ia tidak hanya memulai penciptaan pada hari pertama tetapi Ia menyelesaikan penciptaannya secara lengkap pada hari ketujuh. Itulah sebabnya Ia berhenti. Pencarian pemilik dunia ini teruskan pada bukti penyelesaian penciptaan secara lengkap akan dunia ini oleh Tuhan pada hari ketujuh.

Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. (Kej 2:2)  

3. Memberkati & Menguduskan

Kepemilikan Tuhan akan dunia ini menjadi utuh ketika Ia menunjukkan kuasanya atas dunia ini. Ia berkuasa melimpahi ciptaan-Nya dengan kebaikan. Ia memberkati (Kej 1:22,28) dan menguduskan ciptaan-Nya (Kej 2:3). Tuhan menguduskan hari ketujuh supaya manusia mengakui kepemilikan Tuhan atas dunia ini sampai turun temurun (Kel 20:11). Pencarian pemilik dunia ini dikukuhkan dengan keberkuasaan Tuhan atas dunia ini yang ditunjukkan dengan memberkati dan menguduskannya.

Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. (Kej 2:3)

Kesimpulan khotbah: Tuhan membuktikan diri-Nya adalah pemilik dunia ini dengan menyatakan, menyelesaikan, memberkati, dan menguduskan ciptaan-Nya.

B. Kebaruan

Dalam Kejadian 2:1 kata "langit" berasal dari kata Shamayim dalam bahasa Ibrani yang berarti langit atau surga. Makna dari kata ini memberitahukan bahwa Tuhan menciptakan surga dan bumi beserta segala isinya.

C. Refleksi 

Mengimani segala yang saya miliki adalah milik Tuhan supaya semakin bijak dalam menggunakannya.

D. Kata Bijak

Milik Tuhan ikut Tuhan.


Yohanes 14:1-14

Satu-satunya Jalan A. Ringkasan Khotbah Sepenggal kata mutiara mengatakan hidup adalah perjalanan dan nikmatilah setiap langkahnya. Jika hid...