Saturday, November 30, 2024

Lukas 1:26-38

Berserah Diri

A. Ringkasan Khotbah

Setiap orang memiliki dasar yang berbeda-beda dalam merespon suatu kejadian. Apalagi kejadian yang mendadak. Umumnya respon diberikan dengan dasar logika dan sebagian dengan iman. Namun di antara keduanya yang paling ideal adalah dengan iman dan logika. Respon yang demikian akan membawa dirinya menyaksikan karya Tuhan yang ajaib dalam setiap aspek hidupnya. Demikian respon Maria ketika ditemui oleh malaikat. Khotbah ini membahas tentang kedewasaan iman Maria dalam merespon firman Tuhan.

1. Bingung 

Hikayat ini dibuka dengan pengutusan Tuhan kepada malaikat-Nya untuk menemui Maria. Kehadiran malaikat di rumah Maria ditandai dengan sebuah salam. Ucapan salam yang sederhana namun mengejutkan: "Bersukacitalah, engkau yang mendapat anugerah, Tuhan menyertai engkau." Seketika itu Maria bingung dan terpaku oleh kehadiran dan salam dari malaikat.

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, (Luk 1:26) 

kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. (Luk 1:27)

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." (Luk 1:28)

Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. (Luk 1:29)

2. Penasaran

Di tengah kebingungan Maria tetap menyimak perkataan demi perkataan yang disampaikan malaikat. Rasanya tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kehamilan di luar nikah dapat disebut anugerah? Bukankah itu adalah sebuah bencana? Kali ini iman memimpin logikanya untuk melangkah lebih jauh. Iman melangkah dengan rasa penasaran. Maria percaya dan penasaran akan cara kerja Tuhan untuk mengwujudkan berita yang tidak masuk akal ini. Itulah sebabnya ia bertanya.

Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. (Luk 1:30)

Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (Luk 1:31)

Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, (Luk 1:32)

dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Luk 1:33)

Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Luk 1:34)

3. Berserah Diri

Pertanyaan Maria dijawab oleh Tuhan melalui malaikat. Tuhan membukakan cara menggenapi berita yang disampaikan dan memberikan bukti nyata yaitu Elisabet saudaranya yang mandul kini mengandung (Luk 1:7). Iman Maria semakin dikukuhkan. Maria tidak mampu menahan diri ketika iman dan logika terpuaskan oleh firman Tuhan. Ia pun segera memberikan respon yang benar yaitu berserah diri. Sebuah sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang percaya.

Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Luk 1:35)

Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. (Luk 1:36)

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Luk 1:37)

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:38)

Kesimpulan Khotbah: Respon yang melibatkan iman dan logika akan membawa kepada penyerahan diri kepada Tuhan.

B. Kebaruan

Nama malaikat Gabriel dalam bahasa Ibrani berarti Tuhan adalah kekuatanku atau pahlawan Allah yang perkasa.

C. Refleksi 

Saya perlu belajar merespon firman Tuhan dengan iman dan logika untuk menghasilkan penyerahan diri secara total kepada Tuhan.

D. Kata Bijak

Iman yang benar ditandai dengan logika yang tahu diri.


Friday, November 22, 2024

Matius 13:18-23

 Berbuah Banyak

A.   Ringkasan Khotbah

Menghasilkan buah adalah tujuan utama dari keberadaan tanaman buah. Anehnya tidak semua tanaman buah dapat menggapai tujuan ini. Banyak tanaman buah yang sudah waktunya berbuah namun belum menunjukkan tanda-tandanya. Alhasil tanaman tersebut akan berujung pada sentuhan mata kapak. Begitu pula dengan orang percaya yang seharusnya berbuah bagi Tuhan. Bertahun-tahun rutin ke gereja tetapi tidak juga berbuah bagi Tuhan. Apa penyebabnya? Khotbah ini membahas perumpamaan Tuhan Yesus yang membukakan penyebab dari realita orang percaya yang tidak kunjung berbuah.

1.                Tidak Mengerti

Tuhan Yesus menunjukkan penyebab seseorang tidak berbuah adalah penolakan terhadap firman Tuhan. Ia mendengar firman tetapi tidak berusaha untuk menempatkannya dalam pikiran dan hati. Firman dianggap "angin lalu" sementara ia duduk diam dan tidak menghiraukan firman. Sikap pasifnya menjadikan dirinya rentan terhadap rampasan dari si Jahat. Ia bahkan tidak sempat bertumbuh. Ia tidak berusaha mengerti.

Mat 13:19  Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

2.                Tidak Bertahan

Penyebab lainnya adalah kesukaran hidup. Ia mendengar dan menerima firman. Sayangnya ia tidak berusaha mengerti firman tersebut dengan benar. Tanpa pengertian yang benar ia tidak dapat bertumbuh kuat. Akar rohaninya tidak mampu mencengkeram tanah. Ketika keinginan pribadinya tidak sesuai dengan kenyataan maka ia pun mati secara rohani. Ia tidak tahan uji.

Mat 13:20  Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.

Mat 13:21  Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.

3.                Tidak Teguh

Bukan hanya kesusahan hidup yang dapat mendorong seseorang mati secara rohani tetapi kesenangan hidup juga memiliki kekuatan yang besar. Tanpa mengerti firman dengan benar kesenangan adalah musuh yang paling menyiksa orang percaya. Kesenangan membiarkan ia bertumbuh lalu mulai mencekiknya secara perlahan-lahan. Terbuai dalam kesenangan menjadikannya tidak sadar bahwa dirinya tercekik dan mati perlahan-lahan. Ia tidak tetap teguh.

Mat 13:22  Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

4.                Berbuah Banyak

Tuhan Yesus menutup perumpamaan dengan memberikan solusi atas mandeknya pertumbuhan rohani sehingga tidak berbuah. Orang percaya harus mendengar dan mengerti firman. Mengerti firman adalah sebuah upaya aktif di mana seseorang dengan rendah hati menaklukkan pikirannya kepada kebenaran firman Tuhan. Ia belajar, menggali, merenung, dan berusaha melakukannya, itulah makna dari kata "mengerti" yang sesungguhnya. Orang seperti ini kemudian mengalami perubahan hidup dan membuahkan kemuliaan bagi Tuhan. Ia berbuah banyak bagi kemuliaan Tuhan.

Mat 13:23  Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Kesimpulan Khotbah: Benih firman bertumbuh dan berbuah banyak dalam diri orang yang mendengar dan mengerti firman.

B.   Kebaruan

Dalam Mat 3:23 kata "mengerti" berasal dari kata dalam  bahasa Yunani suniemi (kata kerja) yang berarti sebuah aktivitas menyatukan/menempatkan sesuatu ke dalam pikiran.

C.   Refleksi

Tidak cukup hanya membaca firman setiap hari tetapi saya harus belajar firman secara serius untuk dapat berbuah.

D.   Kata Bijak

Satu buah seribu usaha.

 

 

 

Saturday, November 16, 2024

Roma 12:1

 Persembahan Yang Berkenan

A. Ringkasan Khotbah

Berbicara tentang persembahan uang kerap kali menimbulkan opini negatif terkait dengan penggunaannya. Opini ini bukan tanpa dasar jika dilihat dari beberapa kasus penyelewengan dana oleh petugas maupun pemimpin gereja. Kasus-kasus ini mengoncang iman orang percaya bagaikan gempa yang disertai tsunami. Mengapa uang persembahan diselewengkan oleh orang yang "beriman" dalam memimpin gereja? Ombak tsunami ini menyapu bersih bangunan iman yang tidak kokoh dan menyisakan puing kekecewaan dan kecurigaan. Padahal Paulus dengan jelas menanamkan dasar iman yang kokoh tentang persembahan yang benar dan berkenan kepada Tuhan. Persembahan bukan hanya sekedar uang saja. Khotbah ini mengupas ajaran Paulus yang terkandung dalam satu kalimat penting tentang persembahan.

1. Mengapa Memberikan Persembahan ?

Iman yang dibangun di atas kebenaran firman Tuhan tidak mudah dihanyutkan oleh ombak kekecewaan. Paulus mendasari ajaran tentang persembahan dengan akumulasi pengajaran di pasal-pasal sebelumnya (Rm 1:18-11:36). Kata "Karena itu" secara sederhana diartikan demikian: karena manusia telah menolak pernyataan (wahyu) Tuhan sehingga hukuman akan menimpa mereka, namun orang percaya dibenarkan melalui iman kepada Yesus Kristus. Pembenaran ini membawa keselamatan. Itulah sebabnya orang percaya memberikan persembahan. 

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm 12:1)

2. Bagaimana Memberikan Persembahan ?

Selanjutnya Paulus mengajar jemaat bagaimana memberikan persembahan. Tentu persembahan tidak diberikan dengan sembarangan. Persembahan yang berkenan dan diterima Tuhan adalah keseluruhan hidup orang percaya. Baik jasmani maupun rohani dikhususkan bagi Tuhan maka dengan demikian Tuhan akan menerimanya sebagai persembahan yang memenuhi kriteria. Persembahan bukan hanya sekedar uang tetapi seluruh hidupmu.

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm 12:1)

3. Untuk apa Memberikan Persembahan ?

Paulus menutup dengan sebuah pernyataan bahwa itulah ibadah yang seharusnya/ sepatutnya bagi Tuhan. Memberikan persembahan adalah memberikan yang pantas dan layak bagi Yesus Kristus yang telah menyelamatkan orang percaya. Jika tidak maka persembahan bukanlah persembahan yang sesungguhnya dan tidak ada artinya bagi kehidupan kerohanian orang percaya.

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm 12:1)

Kesimpulan khotbah: Persembahan yang layak bagi Tuhan Sang Penyelamat adalah seluruh hidupmu.

B. Kebaruan

Kata "hidup" bermakna sebagai kehidupan yang baru bersama dengan Kristus, bukan persembahan yang sudah mati seperti persembahan korban pada zaman Perjanjian Lama.

C. Refleksi 

Persembahan yang seharusnya saya berikan bukan hanya uang tetapi tingkah laku, sikap, pemikiran, dan mencakup seluruh aspek hidupku.

D. Kata Bijak

Di mata Tuhan uang hanya sebutir debu jika dibandingkan dengan hidupmu.


Saturday, November 9, 2024

Yosua 1:5-8

 Renungkan Siang & Malam

A. Ringkasan Khotbah

Membayangkan tentang perang menbuat bulu kuduk berdiri. Perang berarti hidup dalam ketakutan di mana peluru-peluru tidak sabar lagi untuk bersarang di tubuh manusia. Kematian terasa begitu dekat. Bayangan seperti ini memenuhi kepala Yosua. Ia baru saja menjabat sebagai pemimpin sudah harus berhadapan dengan tugas berperang. Bagaimana mungkin seorang pemimpin baru ini tidak bergumul keras? Belum lagi di tambah dengan rakyat yang keras kepala. Yosua tersandera oleh bayangan kegelapan yang terus menghantuinya. Tetapi Tuhan tidak membiarkan Yosua dan segera menguatkannya. Khotbah ini mengupas isi firman Tuhan yang akhirnya menjadi sumber kekuatan Yosua untuk terus memimpin dan mengecap keberhasilan demi keberhasilan.

1. Dalam Tuhan

Ketakutan akan kekalahan dan penderitaan segera sirna ketika Tuhan mengatakan bahwa Yosua akan menjadi pemimpin yang tidak terkalahkan dan melalui kepemimpinan Yosua negeri yang dijanjikan Tuhan akan digenapi. Semua ini akan terjadi asalkan Yosua tinggal di dalam Tuhan. Seringkali manusia memilih meninggalkan Tuhan dan akhirnya mengalami kekalahan demi kekalahan tetapi di dalam Tuhan tidak terkalahkan.

Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. (Yos 1:5)  

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. (Yos 1:6 )

2. Renungkan Siang dan Malam 

Untuk tetap tinggal di dalam Tuhan, Yosua perlu menjaga dirinya. Caranya adalah dengan merenungkan firman Tuhan dan terus mengajarkannya. Firman Tuhan yang dihiasi dengan ketetapan-ketetapan harus menjadi fokus utama dari kepemimpinan Yosua. Dengan demikian Yosua akan berhasil seperti yang difirmankan Tuhan sebelumnya. Yang menarik dari hikayat ini adalah Tuhan tidak meminta Yosua untuk melatih pasukan perang atau mengembangkan teknologi perang. Yosua cukup merenungkan firman Tuhan siang dan malam maka Tuhan sendiri yang akan berperang baginya.

Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. (Yos 1:7)  

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. (Yos 1:8)  

Kesimpulan khotbah: Renungkan firman siang dan malam adalah cara untuk tinggal di dalam Tuhan dan menikmati penyertaan-Nya.

B. Kebaruan

Dalam Yos 1:8 kata "renungkanlah" berasal dari kata hagah dalam bahasa Ibrani yang berarti bicarakan, renungkan, pikirkan, atau pertimbangkan. Jadi merenungkan firman tidak hanya aktivitas dalam diri manusia tetapi juga aktivitas yang keluar dari diri manusia.

C. Refleksi 

Saya perlu belajar terus menerus tinggal di dalam Tuhan dan firman-Nya. Memikirkan dan membicarakannya siang dan malam.

D. Kata Bijak

Apa yang memenuhi pikiranmu akan membentuk dirimu.

Friday, November 1, 2024

Yohanes 15:1-8

Menempel Pada Tuhan

A. Ringkasan Khotbah

Dewasa ini banyak pakar melihat Toxic friendship adalah faktor kuat penyebab gangguan mental. Pertemanan yang tidak sehat ini akan mengakibatkan stres, kurang percaya diri, perilaku melukai diri, dan lain sebagainya. Semakin lama seseorang “menempel” pada teman toxic maka semakin buruk pula pengaruh pada dirinya. Saran dari pakar adalah segera lepas dari lingkungan Toxic friendship. Lalu lingkungan seperti apa yang ideal bagi manusia? Komunitas dan relasi dengan siapa yang dapat memberikan pengaruh yang baik? Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk tetap tinggal di lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan mereka yaitu lingkungan orang percaya. Caranya hanya satu yaitu terus menempel pada Tuhan Yesus. Mengapa?

1. Dapat Diandalkan

Yesus memulai dengan sebuah fakta bahwa diri-Nya adalah pokok anggur yang benar. Benar dapat diartikan sebagai sesuatu yang tepat dan dapat diandalkan. Secara logika tidak ada yang mau memilih teman yang salah dan tidak dapat diandalkan. Tuhan Yesus bukan teman toxic tetapi Dia adalah Tuhan yang benar dan dapat diandalkan. Menempellah pada-Nya.

"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya (Yoh 15:1)  

2. Dapat Perawatan

Apa yang terjadi jika menempel pada Tuhan? Ranting yang menempel akan dirawat dan dibersihkan. Setiap orang yang menempel pada Tuhan Yesus akan disucikan terus menerus dan sebaliknya orang yang tidak menempel pada Tuhan Yesus akan mengering dan mati. Tidak ada yang lebih ideal dibandingkan dengan hidup dalam lingkungan yang terus dirawat oleh Tuhan. 

Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. (Yoh 15:2)  

Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. (Yoh 15:3)  

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. (Yoh 15:4)  

3. Dapat Berbuah

Menempel dan dirawat Tuhan menjadikan orang percaya berbuah dan terus berbuah. Sebuah proses yang berjalan terus menerus. Perbuatan demi perbuatan baik terus dihasilkan dan dengan demikian Tuhan dipermuliakan.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (Yoh 15:5)  

Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. (Yoh 15:6)  

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. (Yoh 15:7)  

Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yoh 15:8)  

Kesimpulan khotbah: Lingkungan orang percaya adalah tempat orang-orang yang menempel pada Tuhan yang dapat diandalkan dan yang menyucikan sehingga orang percaya dapat berbuah banyak.

B. Kebaruan

Dalam Yoh 15:1 kata "benar" berasal dari kata ἀληθινός (alethinos) dalam bahasa Yunani yang berarti  benar, tepat, dan dapat diandalkan.

C. Refleksi 

Seringkali kesombongan membuat saya merasa tidak perlu menempel pada Tuhan dalam semua hal tetapi firman Tuhan menegur dengan mengatakan di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

D. Kata Bijak

Di luar Tuhan aku bagai ikan tanpa air.


Yohanes 14:1-14

Satu-satunya Jalan A. Ringkasan Khotbah Sepenggal kata mutiara mengatakan hidup adalah perjalanan dan nikmatilah setiap langkahnya. Jika hid...