Saturday, January 25, 2025

II Timotius 4:5-8

Menunggu Tidak Sia-sia

A. Ringkasan Khotbah

Menunggu berarti tinggal untuk sementara waktu dengan sebuah harapan. Menunggu tidak menjadi sia-sia jika harapan yang diimpikan menjadi kenyataan. Namun pengalaman hidup bercerita beda. Lebih banyak menunggu tanpa hasil dari pada menunggu yang membuahkan hasil. Untuk itu bukankah orang percaya perlu memahami menunggu yang benar supaya tidak sia-sia dalam menunggu kedatangan Yesus Kristus. Berikut khotbah yang memaparkan ajaran Paulus kepada Timotius untuk menunggu kedatangan Tuhan dengan benar.

1. Menunggu Yang Sesungguhnya

Paulus mengajarkan bahwa menunggu kedatangan Tuhan bukan berarti duduk manis tanpa berbuat apa-apa. Menunggu yang sesungguhnya adalah dengan tetap memberitakan Injil dan melayani. Tentu saja semua ini tidak mudah tetapi orang percaya harus tetap sabar sampai dengan hari yang dinantikan itu datang.

Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (II Tim 4:5)

2. Mencontoh Yang Benar

Paulus tidak mau ajarannya hanya sebatas ucapan tetapi sebagai suatu teladan. Hidupnya telah menjadi sebuah contoh menunggu yang benar bagi Timotius sehingga dengan bangga Ia dapat mengatakan bahwa semua yang diajarkan sudah dilakukan dan garis akhir pertandingan sudah terlihat. Paulus ingin Timotius mencontoh menunggu yang benar dari dirinya. 

Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. (II Tim 4:6) 

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. (II Tim 4:7)

3. Menerima Yang Terbaik

Paulus kemudian memaparkan harapan dari menunggu yang benar adalah Mahkota Kehidupan. Menunggu secara aktif tidak sia-sia karena tersedia penerimaan Tuhan atas dirinya, itulah Mahkota Kebenaran. Paulus begitu yakin ia akan menerima yang terbaik dan bukan hanya dia tetapi semua orang yang menunggu Tuhan dengan benar. 

Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. (II Tim 4:8)

Kesimpulan Khotbah: Menunggu Tuhan dengan tetap melayani dan memberitakan Injil pasti menerima yang terbaik dari Tuhan yaitu mahkota kebenaran.

B. Kebaruan

Dalam II Timotius 4:5 kata kuasailah berasal dari kata nepho dalam bahasa Yunani yang berarti  tenang, berhati-hati, dan menguasai diri. Kata tersebut memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai penguasaan diri yang mencakup berhati-hati dan tetap tenang dalam bertindak selama bergumul dalam penderitaan.

C. Refleksi 

Terkadang penderitaan dan kesusahan dapat dengan mudah mengantar pada perbuatan yang salah. Saya harus tetap tenang dan berhati-hati dalam bertindak supaya penantian akan Tuhan tidak menjadi sia-sia.

D. Kata Bijak

Menunggu tiada arti tanpa melayani.


Saturday, January 18, 2025

Yakobus 1:1-12

Penderitaan

A. Ringkasan Khotbah

Hedonisme bertumbuh seperti jamur di musim hujan. Begitu cepat dan tersebar di mana-mana. Akibatnya kesenangan menjadi tujuan utama banyak orang dalam menjalani hidup. Alhasil hati orang percaya yang tidak dijaga akan berangsur-angsur ditumbuhi jamur hedonisme. Mengikut Tuhan hanya untuk mencari kesenangan (berkat duniawi). Padahal firman Tuhan menyatakan yang sebaliknya yaitu mengikut Tuhan berarti memikul salib. Mengikut Tuhan identik dengan penderitaan atau kesusahan. Mengapa demikian? Khotbah ini memaparkan tentang penderitaan dan dampaknya bagi orang percaya.

1. Kedewasaan Iman

Dalam mengikut Yesus penderitaan tidak dapat dihindari melainkan harus dihadapi. Karena dengan demikian ketekunan akan ditempa terus menerus. Ketekunan akan memoles iman menjadi semakin mengkilau dan memancarkan pantulan kedewasaan. Penderitaan membawa pada kedewasaan iman.

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, (Yak 1:2)  

sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. (Yak 1:3)  

Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yak 1:4)  

2. Ketergantungan Pada Tuhan

Penderitaan mencelikkan mata sayu untuk dapat melihat jelas keberadaan diri. Dalam penderitaan orang menyadari keterbatasan dan ketergantungan kepada Tuhan. Kekayaan dan jabatan tidak dapat mengubah atau memberi makna pada penderitaan. Hanya di dalam Tuhan penderitaan itu berarti. Penderitaan menunjukkan bahwa manusia butuh Tuhan.

Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. (Yak 1:5)  

Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. (Yak 1:6)  

Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. (Yak 1:7)  

Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. (Yak 1:8)  

Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, (Yak 1:9)  

dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. (Yak 1:10)  

Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap. (Yak 1:11)  

3. Pengharapan Akan Janji Tuhan

Penderitaan menguatkan harapan akan janji-janji Tuhan yang indah. Di dunia ini menderita tidak apa-apa karena penderitaan ini bersifat sementara. Orang percaya tahu persis semua janji Tuhan akan indah pada waktu-Nya. Saat ini hanyalah perlu tetap bertahan. Penderitaan ditanggung dengan pengharapan pada janji Tuhan yang Iya dan Amin.

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yak 1:12)  

Kesimpulan Khotbah: Penderitaan dapat mendewasakan iman, menunjukkan ketergantungan, dan pengharapan kepada Tuhan.

B. Kebaruan

Penulis surat Yakobus adalah saudara tiri Tuhan Yesus yang lahir dari Yusuf dan Maria. Disebut saudara tiri karena Yesus dikandung oleh Roh Kudus dan bukan berasal dari hubungan manusia.

C. Refleksi 

Saya belajar melihat penderitaan sebagai alat Tuhan untuk mendewasakan iman.

D. Kata Bijak

Tanpa api emas tidak dapat dimurnikan, tanpa penderitaan iman tidak dapat bertumbuh.

Saturday, January 11, 2025

Roma 12:17-21

Perbuatan Baik

A. Ringkasan Khotbah

Air susu dibalas air tuba adalah peribahasa yang menyatakan perbuatan baik tetapi dibalas dengan tidak semestinya. Kebanyakan orang berpikir bahwa perbuatan baik seharusnya dibalas dengan perbuatan baik pula. Tetapi bagaimana kalau tidak? Masihkah kita terus berbuat baik? Khotbah ini mengajarkan tentang arti dan tujuan perbuatan baik pengajaran rasul Paulus kepada jemaat di Roma.

1. Membawa Damai 

Perbuatan baik dalam kekristenan bukan perbuatan yang mengharapkan balasan yang baik tetapi justru sebagai reaksi terhadap perbuatan yang jahat. Dengan demikian mata rantai kejahatan diputus dengan kebaikan. Saat rantai kejahatan putus maka percikan damai akan terjadi. Berusahalah supaya percikan damai tidak berhenti sehingga kebaikan akan terus menerus merangkul dengan kedamaian.

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! (Rm 12:17)  

Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Rm 12:18) 

2. Mengampuni

Serasa tidak adil jika rantai kejahatan yang telah diputus dengan kebaikan kemudian disambung kembali oleh pembuat kejahatan. Perbuatan baik tidak serta merta meniadakan perbuatan jahat yang menimpa dirinya. Jangan terseret arus kejahatan yang mengejar pembalasan karena pembalasan adalah hak Tuhan dan pengampunan adalah tugas orang percaya.

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. (Rm 12:19)  

3. Mengasihi

Betapa sulitnya berbuat baik dan sepertinya tidak ada seorang pun yang mampu melakukannya. Semua keterbatasan manusia dapat dipatahkan dengan kasih Tuhan. Perbuatan baik yang dilandaskan dengan kasih Tuhan mampu mengiring pembuat kejahatan mengecap penyesalan dan pertobatan. Bara api penyesalan akan membumihanguskan hati yang penuh kejahatan dan memurnikannya dengan pertobatan. Dengan demikian kejahatan benar-benar dikalahkan dengan perbuatan baik.

Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. (Rm 12:20)  

Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Rm 12:21) 

Kesimpulan khotbah: Perbuatan baik menghasilkan perdamaian, pengampunan dan perubahan hidup.

B. Kebaruan

Dalam Roma 12:17 kata baik berasal dari kata kalos dalam bahasa Yunani yang berarti baik, bagus, terpuji, benar, mulia; menyenangkan, menghibur, dan meneguhkan pikiran. Jadi orang percaya harus melakukan kalos yang tidak hanya sekedar baik saja untuk semua orang.

C. Refleksi 

Saya perlu belajar mengabaikan respon-respon negatif terhadap perbuatan baik dan berdoa supaya bara api pertobatan turun.

D. Kata Bijak

Perbuatan baik menurunkan bara api pertobatan bagi orang jahat.


Yohanes 14:1-14

Satu-satunya Jalan A. Ringkasan Khotbah Sepenggal kata mutiara mengatakan hidup adalah perjalanan dan nikmatilah setiap langkahnya. Jika hid...