Saturday, April 26, 2025

Yohanes 20:24-29

Dia Allahku

A. Ringkasan Khotbah

Sebutan "Allah" digunakan beberapa agama di Indonesia dengan konteks yang berbeda-beda. Secara umum sebutan ini menunjukkan hubungan antara Sang Mahakuasa dengan umat-Nya. Secara khusus dalam kekristenan sebutan Allah mengindikasikan hubungan yang khas dan unik antara Tuhan Yesus dan orang percaya. Tentu saja terdapat hal-hal yang Tuhan Yesus  lakukan sehingga sebutan itu sedemikian bermakna. Khotbah ini akan membahas pengalaman yang dirasakan Tomas sampai sebutan Allah keluar dari mulutnya.

1. Tidak Memperhitungkan 

Api iman Tomas hampir padam saat berita kematian Yesus disiarkan di mana-mana. Pupus sudah harapan menjadi pejabat kerajaan. Sesekali ia keluar dari persembunyian dengan kepala yang tertunduk. Bahkan ia pun mulai mengarang-ngarang alasan untuk tidak berkumpul dengan teman-teman seperjuangan lainnya. Sekalipun kabar kebangkitan disampaikan kepadanya ia menepis dengan nada sinis. Ia telah berbuat salah kepada Tuhan dan teman-temannya. Tetapi Yesus adalah Allah yang tidak memperhitungkan kesalahannya.

Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. (Yoh 20:24) 

Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yoh 20:25) 

2. Tidak Menolak

Rasa sungkan memuncak saat teman-teman lainnya terus mengajaknya untuk berkumpul. Seminggu kemudian ia pun muncul dalam pertemuan. Di saat itulah Yesus hadir kembali untuk berjumpa dengan Tomas. Yesus adalah Allah yang tidak menolak dirinya meskipun ia telah menolak mempercayai kebangkitan Tuhannya.

Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" (Yoh 20:26) 

3. Tidak Membiarkan

Perjumpaan ini membakar kembali iman Tomas yang sudah redup. Tuhan Yesus menantang balik Tomas untuk mencucukkan jari dan tangan ke tubuhnya. Tantangan Tuhan Yesus serasa sambaran petir yang keras. Tomas tersungkur dan mengakui Yesus adalah Allah dan Tuhannya. Yesus adalah Allah yang tidak membiarkan imannya mati tetapi mengobarkannya kembali.

Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Yoh 20:27) 

Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yoh 20:28)  

Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yoh 20:29)  

B. Kesimpulan

Yesus adalah Allah yang tidak meninggalkan, (tidak) memperhitungkan masa lalu dan (tidak) membiarkan kita terus jatuh.

C. Kebaruan

Tradisi gereja percaya Tomas yang pernah jatuh bangun dalam imannya kemudian berubah total setelah berjumpa dengan Yesus yang bangkit. Ia mengabarkan Injil sampai ke India dan rela mati ditombak demi Tuhan dan Allahnya.

D. Refleksi 

Saya diingatkan bahwa Tuhan Yesus adalah Allah yang sungguh mengasihi tanpa memperhitungkan segala kesalahan yang saya lakukan.

E. Kata Bijak

Tiada kata seindah "Yesus Allahku dan Tuhanku".


Friday, April 18, 2025

Matius 28:1-10

Yesus Bangkit Bagiku

A. Ringkasan Khotbah

Fenomena Lazarus adalah istilah medis di mana seseorang tampak hidup atau bangkit kembali dari kematian. Fenomena ini tidak disengaja dan tidak dapat dipastikan penyebabnya. Namun orang yang mengalaminya juga akan mati lagi. Berbeda dengan kebangkitan Tuhan Yesus yang sudah direncanakan sejak awal. Kebangkitan Tuhan Yesus bukan semata-mata ilusi dan tidak sementara. Kenyataan kebangkitan ini dibuktikan oleh firman Tuhan yang akan dibahas dalam khotbah ini.

1. Mendengar Langsung 

Kematian Yesus mengoncang nyali murid-murid-Nya. Hari yang mengerikan memaksa mereka bersembunyi dalam ketakutan. Yang tersisa hanyalah perempuan-perempuan yang memaksakan diri untuk menelusuri lorong sunyi menuju kuburan Tuhannya. Bumi terasa bergoncang. Apakah ini hanya perasaan saja atau puncak kesedihan bercampur lelah? Ternyata ini bukan sekedar perasaan. Malaikat turun dan berbicara langsung kepada perempuan-perempuan. Dalam ketakutan mereka mendengarkannya.

Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. (Mat 28:1)  

Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. (Mat 28:2)  

Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. (Mat 28:3)  

Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. (Mat 28:4)

Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. (Mat 28:5)

 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. (Mat 28:6a)  

2. Melihat ke Kuburan

Berita dari malaikat mencampuradukkan perasaan. Mereka terpana dan terpaku oleh berita yang didengar. Lalu Malaikat mengajak perempuan-perempuan untuk melihat ke dalam kubur. Sungguh tidak ada mayat Tuhan di dalam kuburan. Ia telah bangkit.

Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. (Mat 28:6b)  

Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." (Mat 28:7)  

3. Memeluk Kaki Tuhan

Dalam kebahagiaan mereka berlari memberitakan kabar baik itu. Dalam nafas yang terengah-engah terdengar suara yang familiar. Langkah kaki pun dihentikan. Itu suara Tuhan Yesus dan Ia berdiri tepat di depannya. Perempuan-perempuan tidak mampu menahan perasaan sembari memeluk kaki Tuhan. Aku memeluk-Nya dengan tanganku. Tuhan benar-benar bangkit.

Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. (Mat 28:8)  

Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. (Mat 28:9)  

Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Mat 28:10)  

B. Kesimpulan

Yesus terbukti bangkit bagiku melalui berita malaikat, saksi, dan perjumpaan langsung para perempuan dengan-Nya.

C. Kebaruan

Perempuan-perempuan memberanikan diri melihat ke kubur Tuhan Yesus sementara murid-murid lainnya bersembunyi.

D. Refleksi 

Saya belajar dalam hal cinta kepada Tuhan terkadang perempuan lebih berani tanpa harus kuatir ini itu.

E. Kata Bijak

Mati demi dosa, bangkit demi cinta.


Friday, April 11, 2025

Matius 20:25-28

Yesus Melayaniku 

A. Ringkasan Khotbah

Di Indonesia Ilmu Padi merupakan ajaran yang populer. Semakin berisi semakin merunduk. Artinya apabila seseorang semakin berprestasi maka harus semakin rendah diri dan melayani. Tetapi faktanya sedikit sekali orang yang mampu menghidupinya. Semakin berprestasi semakin besar pula kebutuhan untuk dilayani. Alhasil Ilmu Padi hanya mampu berdiri di belakang Hukum Rimba. Yang lemah melayani yang kuat. Kenyataan serupa sudah muncul pada zaman Tuhan Yesus. Khotbah berikut memperlihatkan tanggapan dan ajaran Yesus mengenai kenyataan tersebut.

1. Hukum Rimba 

Tuhan Yesus mulai mengajar murid-murid-Nya mengenai kekuasaan ketika seorang ibu rela sujud demi meminta jabatan untuk anak-anaknya. Jabatan dilihat sebagai previlese untuk mendominasi bak seekor singa yang mengaum di tengah rimba. Tuhan Yesus menunjukkan kenyataan dan pandangan umum bahwa jabatan tinggi berarti mendominasi.

Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (Mat 20:25)  

2. Hukum Hamba

Tentu saja Hukum Rimba adalah hukum yang keliru di mata Tuhan. Ia menggantikannya dengan Hukum Hamba. Semakin tinggi prestasi/jabatan seseorang maka semakin rendahlah pekerjaan yang harus dilakukan demi memuaskan orang lain dengan kebenaran. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa jabatan tinggi berarti melayani.

Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (Mat 20:26)  

dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; (Mat 20:27)  

3. Dasar Hukum

Hukum Hamba yang diajarkan Tuhan Yesus bukan sekedar konsep belaka. Ia sendiri telah melakukannya jauh-jauh hari dan terus dipegang sampai nyawa-Nya terenggut di kayu salib. Pelayanan Tuhan Yesus adalah dasar dari Hukum Hamba.

sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mat 20:28)

Kesimpulan Khotbah:  Kristus mengajarkan untuk melayani dan mengorbankan diri seperti yang telah dilakukan bagi orang berdosa.

B. Kebaruan

Kata hamba dalam Mat 20:27 berasal dari kata doulos dalam bahasa Yunani yang berarti seorang budak atau orang yang menyerahkan dirinya pada keinginan orang lain.

C. Refleksi 

Saya belajar semakin tinggi jabatan yang dipercayakan berarti konsep pelayanan harus tertancap semakin dalam.

D. Kata Bijak

Pemimpin yang tidak melayani adalah penindas yang menyakiti.


Friday, April 4, 2025

Lukas 2:46-52

Yesus Bertumbuh Bagiku

A. Ringkasan Khotbah

Manusia membutuhkan waktu dan asuhan orangtua untuk bertumbuh dewasa. Hukum pertumbuhan harus dijejaki setiap orang tanpa meninggalkan opsi. Namun berbeda dengan Tuhan. Ia tidak harus menjejaki hukum pertumbuhan yang diciptakannya sendiri. Bahkan Ia tidak seharusnya mengungkung dirinya dalam ruang, waktu, dan hukum. Tetapi semua ini dilakukan demi menyampaikan pesan cinta yang besar itu. Khotbah ini memperlihatkan pengorbanan Yesus yang berinkarnasi menjadi manusia demi orang berdosa.

1. Bertumbuh Dengan Belajar 

Tuhan yang tidak terbatas akan hikmat dan pengetahuan-Nya kini memilih mengikuti proses belajar untuk mendapat pengetahuan dan hikmat. Proses ini tidak berjalan singkat dan mudah. Konsentrasi dan ketekunan menjadi tuntutan dasar dalam bagian ini.

Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. (Luk 2:46)  

Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. (Luk 2:47) 

2. Bertumbuh Dalam Asuhan

Tuhan yang nan tinggi di atas kini memilih tunduk dan patuh kepada sepasang suami istri. Hidup sebagai anak yang diasuh oleh Yusuf dan Maria. Kerendahan hati menjadi tuntutan dasar dalam hal ini. 

Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." (Luk 2:48)  

Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (Luk 2:49) 

Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. (Luk 2:50) 

Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. (Luk 2:51)  

3. Bertumbuh Secara Fisik

Tuhan yang sempurna kini masuk dalam proses menjadi dewasa. Ia membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bertumbuh menjadi remaja yang berhikmat. Kesabaran menjadi tuntutan dasar dalam hal ini.

Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. (Luk 2:52)  

Kesimpulan Khotbah: Demi mengasihi orang berdosa Yesus bertumbuh, belajar, dan tunduk.

B. Kebaruan

Dalam Luk 2:51 kata asuhan berasal dari kata Hupotasso dalam bahasa Yunani yang berarti  menundukkan diri, patuh, tunduk pada kendali seseorang.

C. Refleksi 

Saya belajar melihat sisi lain dari pengorbanan Yesus demi menyelamatkan saya dari maut.

D. Kata Bijak

Bertumbuh bagi manusia adalah biasa tetapi bagi Tuhan adalah ungkapan cinta.


Yohanes 14:1-14

Satu-satunya Jalan A. Ringkasan Khotbah Sepenggal kata mutiara mengatakan hidup adalah perjalanan dan nikmatilah setiap langkahnya. Jika hid...