Kewajiban
A. Ringkasan Khotbah
Kewajiban dalam kekristenan berarti segala sesuatu yang harus dilakukan untuk Tuhan karena cinta-Nya kepada orang percaya yang telah ditunjukkan dalam rupa-rupa karya agung-Nya. Kewajiban bukan bicara tentang demi mendapatkan sesuatu dari Allah tetapi sebagai ungkapan seseorang yang sudah menerima "banyak" dari Allah. Penolakkan terhadap pemahaman ini akan mengikat seseorang dengan berbagai perbuatan jahat dalam mengabaikan kewajibannya. Inilah yang terjadi ketika Yesus (Tuhan) mengajar orang Farisi, Ahli Taurat, dan orang banyak dengan perumpamaan Penggarap-penggarap Kebun Anggur (Luk 20:9-26). Yesus menunjukkan fakta bahwa orang-orang yang dipercayakan Tuhan untuk menggembalakan umat-Nya (Ahli Taurat dan Farisi) sedang terlena dengan kewajibannya. Orang Farisi dan Ahli Taurat mendengar ajaran ini serasa tersambar petir di siang bolong, mereka tersinggung dan bersikeras menolaknya. Penolakkan mereka tampak jelas dari ditunjukkannya sisi lain dalam diri mereka yang selama ini disembunyikan.
1. Pura-pura
Sambaran petir kebenaran segera memunculkan sikap kepura-puraan mereka ke permukaan. Teguran atas pengabaian kewajiban terhadap Tuhan begitu menyakitkan. Amarah yang membara hanya dapat dipadamkan dengan pembalasan. Mereka mengutus orang-orang untuk berpura-pura seperti yang biasa dilakukan. Kostum orang jujur segera dikenakan untuk dapat bergerak leluasa di pentas pura-pura dan melakoni sandiwara "mencari kesalahan" Yesus.
Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan kuasa wali negeri (Luk 20:20).
2. Mengelabui
Kostum kepura-puraan belum lengkap jika pemerannya tidak melakukan menunjukkan kecakapan persuasifnya untuk mengelabui lawan bicara. Tujuannya sederhana yaitu supaya lawan bicara mengiyakan kelalaian mereka dalam menunaikan kewajiban dengan berbagai macam alasan. Namun kali ini mereka harus bekerja ekstra keras karena di hadapan mereka bukan orang biasa. Pertama-tama mereka melontarkan pujian manis nan tinggi kepada Yesus dengan maksud membuainya dengan pujian dan menjadikannya "lunak" supaya mudah ditaklukkan. Kemudian menggiring Tuhan dengan pertanyaan tentang kewajiban kepada Kaisar (pemerintah). Pujian manis nan tinggi tidak mampu mengelabui Yesus untuk menyetujui perbuatan mereka yang keberatan dan cenderung mengabaikan kewajiban kepada pemerintah.
Orang-orang itu mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya: "Guru, kami tahu, bahwa segala perkataan dan pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah (Luk 20:21).
Apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" (Luk 20:22).
3. Diam
Plot sandiwara ini seperti akuarium transparan di mata Yesus. Ia mampu melihat tembus ke dalam hati manusia. Kemudian dengan sebuah alat peraga (dinar) Yesus membongkar pentas sandiwara dan dengan sepatah kebenaran Yesus merobek naskah dialognya. Kewajiban kepada Allah sama halnya dengan kewajiban kepada pemerintah. Keduanya tidak dapat ditawar dan diabaikan. Lakukanlah kewajiban kepada Tuhan dan engkau tidak akan kesulitan melakukan kewajibanmu kepada pemerintah. Melihat pentas sandiwaranya diratakan dengan tanah mereka pun memilih untuk berdiam, sayangnya mereka bukan memilih bertobat.
Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka yang licik itu, lalu berkata kepada mereka: (Luk 20:23)
"Tunjukkanlah kepada-Ku suatu dinar; gambar dan tulisan siapakah ada padanya?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." (Luk 20:24).
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" (Luk 20:25).
Dan mereka tidak dapat menjerat Dia dalam perkataan-Nya di depan orang banyak. Mereka heran akan jawab-Nya itu dan mereka diam (Luk 20:26).
Kesimpulan dari khotbah adalah orang yang menghindari kewajiban akan cenderung berpura-pura, mengelabui, dan diam ketika kebenaran bersinar terang.
B. Kebaruan
Injil Lukas adalah tulisan yang dihasilkan oleh tabib Lukas melalui serangkaian tindakan penelitian yang baik sehingga setiap bagian dilaporkan dengan teratur dan rinci.
Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, (Luk 1:3)
supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. (Luk 1:4)
C. Refleksi
Terkadang kewajiban kepada pemerintah terkesan tidak bermanfaat langsung bagi saya sendiri tetapi firman Tuhan mengajarkan kewajiban kepada pemerintah adalah sebagaimana kewajiban kepada Allah.
D. Kata Bijak
Kewajiban menjadikan manusia berkemanusiaan.