Menghitung Berkat Tuhan
A. Ringkasan Khotbah
Nelangsa adalah perasaan kehilangan dan ketidakberdayaan yang disebabkan oleh kesedihan besar. Tidak ada yang menginginkan nelangsa tetapi sayangnya tidak ada seorang pun dapat menghindarinya. Nelangsa mencari mangsa di tengah dunia yang kompleks ini. Siapa saja bisa menjadi korban termasuk orang percaya. Lalu bagaimana orang percaya dapat menghadapi nelangsa? Khotbah ini akan menuntun pembaca/pendengar memasuki perjalanan Asaf dalam menerobos nelangsa yang mengerogoti dirinya melalui mazmur yang dilantunkan.
1. Solusi Dalam Penderitaan
Asaf menderita jiwa raga oleh nelangsa yang mencekam dirinya. Di antara kesadaran yang hampir hilang Asaf masih mampu berteriak minta tolong. Ia tahu persis ke mana pertolongan dialamatkan. Pertolongan Asaf adalah Elohim yang Mahakuat bukan yang lain. Satu-satunya solusi efektif dalam penderitaan adalah berseru kepada Tuhan.
Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Asaf. (Maz 77:1)
Aku mau berseru-seru dengan nyaring kepada Allah, dengan nyaring kepada Allah, supaya Ia mendengarkan aku. (Maz 77:2)
Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan. (Maz 77:3)
2. Menghitung Berkat Tuhan
Ketika Asaf berseru kepada Tuhan terbesit serangkaian ingatan yang tidak beraturan. Pikiran yang kacau memacu dirinya untuk mengingat keras akan perbuatan Tuhan. Konsentrasi yang terganggu mendorong dirinya mulai menggerakkan jarinya untuk menghitung berkat Tuhan atas diri dan bangsanya. Satu per satu dihitung dan perlahan-lahan kesadaran Asaf mulai pulih.
Apabila aku mengingat Allah, maka aku mengerang, apabila aku merenung, makin lemah lesulah semangatku. Sela (Maz 77:4)
Engkau membuat mataku tetap terbuka; aku gelisah, sehingga tidak dapat berkata-kata. (Maz 77:5)
Aku memikir-mikir hari-hari zaman purbakala, tahun-tahun zaman dahulu aku ingat. (Maz 77:6)
Aku sebut-sebut pada waktu malam dalam hatiku, aku merenung, dan rohku mencari-cari: (Maz 77:7)
"Untuk selamanyakah Tuhan menolak dan tidak kembali bermurah hati lagi? (Maz 77:8)
Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya, telah berakhirkah janji itu berlaku turun-temurun? (Maz 77:9)
Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya karena murka-Nya?" Sela (Maz 77:10)
Maka kataku: "Inilah yang menikam hatiku, bahwa tangan kanan Yang Mahatinggi berubah." (Maz 77:11)
Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. (Maz 77:12)
Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu. (Maz 77:13)
3. Beroleh Penghiburan
Asaf tidak lagi mengingat hitungannya yang sangat banyak itu. Ia terus menghitung dan menghitung sampai penghiburan Tuhan melanda dirinya. Nelangsa pun tenggelam tanpa bekas dan yang tersisa adalah puji-pujian kepada Tuhan. Segala berkat yang terhitung membuka mata Asaf yang kabur untuk melihat Tuhan lebih jelas. Asaf dihibur dan dikuatkan oleh keberadaan Tuhan yang Mahakuat dipihaknya.
Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami? (Maz 77:14)
Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa. (Maz 77:15)
Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. Sela (Maz 77:16)
Air telah melihat Engkau, ya Allah, air telah melihat Engkau, lalu menjadi gentar, bahkan samudera raya gemetar. (Maz 77:17)
Awan-awan mencurahkan air, awan-gemawan bergemuruh, bahkan anak-anak panah-Mu beterbangan. (Maz 77:18)
Deru guntur-Mu menggelinding, kilat-kilat menerangi dunia, bumi gemetar dan bergoncang. (Maz 77:19)
Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan. (Maz 77:20)
Engkau telah menuntun umat-Mu seperti kawanan domba dengan perantaraan Musa dan Harun. (Maz 77:21)
Kesimpulan Khotbah: Menghitung berkat memberikan kekuatan dan penghiburan bagi orang yang berkesusahan.
B. Kebaruan
Asaf adalah pemimpin, penyanyi dan pemazmur dalam Bait Allah. Karya Asaf ditemukan dalam zaman Raja Daud dan Salomo.
C. Refleksi
Keadaan yang tidak sesuai dengan harapan seringkali sangat menyakitkan tetapi saya belajar untuk mencari penghiburan Tuhan dengan menghitung berkat-berkat-Nya.
D. Kata Bijak
Menghitung yang tidak terhitung, menemukan yang tidak ditemukan.