Bermula Dari Hati
A. Ringkasan Khotbah
Dalam Perjanjian Lama "Hati" bukan sekedar organ tubuh manusia saja tetapi hati adalah sentral dari diri manusia yang meliputi emosi, keinginan, pemilihan, dan kecerdasan. Hati berperan penting sekaligus bagian manusia yang paling rentan. Tanpa bendera "iman" yang tertancap kuat di hati manusia maka hati bukan lagi ladang yang subur untuk disemai bibit kebenaran tetapi hati menjadi ladang ranjau yang siap untuk meledak. Ledakan dalam hati manusia akan menghancurkan manusia dari dalam hingga meremukkan seluruh hidupnya. Prinsip kebenaran tentang hati manusia dibahas melalui hikayat pembunuhan Kain terhadap Habel.
1. Hati Tanpa Iman
Hikayat ini dimulai dengan pemandangan yang indah di mana sepasang adik-beradik sedang memberikan persembahan kepada Tuhan. Keduanya memberikan yang terbaik dalam versi masing-masing. Namun pada akhirnya hanya persembahan terbaik menurut Tuhan yang diterima.
Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; (Kej 4:3)
Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, (Kej 4:4)
tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. (Kej 4:5)
Persembahan Habel lebih baik dari Kain karena berasal dari hati yang beriman. Hati yang tertancap bendera "iman" mendorong Habel melakukan semua dengan baik dan benar sehingga pada akhirnya berkenan kepada Tuhan. Tuhan tidak menerima persembahan yang diberikan dengan hati yang tidak beriman (Yes 1:11-13; Hos 6:6; Mi 6:6-8).
Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. (Ibr 11:4)
2. Muka Yang Muram
Berbeda dengan Habel, hati Kain adalah ladang ranjau. Sedikit sentuhan sudah cukup memicu ledakan yang kuat. Persembahan Kain yang tidak diterima Tuhan telah memberikan sentuhan ringan dan meledakkan ranjau di hati Kain. Ledakan pertama langsung menghancurkan senyuman manis di wajah Kain. Ia tidak lagi mampu berseri ketika Tuhan berbicara kepadanya.
Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? (Kej 4:6)
3. Telinga Yang Terkatup
Ledakan pertama memicu ledakan pada ranjau lainnya. Secepat kilat ledakan yang kedua mengatupkan telinga Kain terhadap firman Tuhan. Suara yang penuh kasih ini kini tidak lagi diizinkan masuk. Bisikan pertobatan Tuhan kepadanya pun tertahan di luar telinganya.
Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." (Kej 4:7)
4. Tangan Yang Kejam
Ledakan selanjutnya pun tidak terbendung. Semburan api ledakkan akhirnya memanaskan tangan Kain untuk menyalurkan hawa panas dalam hatinya. Tangan yang digunakan untuk bertani kini menjadi senjata yang mengakhiri hidup adiknya. Tanpa ampun pukulan demi pukulan dilayangkan hingga Habel menghembuskan nafas terakhir.
Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. (Kej 4:8)
5. Mulut Yang Menantang
Kematian Habel tidak mampu menghentikan ledakan ranjau dalam hati Kain. Kini hawa panas dari hatinya menggebu-gebu keluar dari mulutnya. Firman Tuhan yang membawa pertobatan terdengar sebagai seruan tantangan bagi Kain. Ia pun lekas melontarkan kata-kata yang kasar dan menantang.
Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?" (Kej 4:9)
6. Hidup Yang Terkutuk
Tidak perlu waktu yang lama untuk meluluhlantakkan hidup Kain. Hatinya yang membara menjadikan dirinya sebagai pemberontak terhadap Tuhan. Dua kali Tuhan memberikan kesempatan dan saatnya Tuhan memberikan keadilan. Kain dikutuk Tuhan untuk menjadi seorang pelarian dan hidup susah seumur hidupnya. Pada akhirnya seluruh hidup Kain hancur berantakan.
Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. (Kej 4:10)
Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. (Kej 4:11)
Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi." (Kej 4:12)
Kesimpulan khotbah adalah hati yang tidak beriman kepada Kristus akan menuju kepada kehancuran hidup.
B. Kebaruan
Kain adalah orang pertama yang melakukan pembunuhan dan orang pertama yang dikutuk oleh Tuhan. Sebelumnya Tuhan mengutuk ular dan tanah atas peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa (Kej 3:14, 17).
C. Refleksi
Saya harus tetap berusaha menaklukkan hati yang rentan ini di dalam penjagaan Tuhan Yesus yang penuh kasih.
D. Kata Bijak
Hati-hati dengan hati supaya hidup berhati seperti hati Kristus.
No comments:
Post a Comment