Saturday, December 28, 2024

Lukas 11:33-36


Terang Ada Padamu

A. Ringkasan Khotbah

Setiap keluarga bersukacita atas kelahiran seorang anak. Kehadiran anak bukan semata-mata sebagai obyek kasih tetapi sebagai penerus nilai-nilai dalam keluarga. Tidak jarang kita mendengar orangtua berpesan kepada anaknya: "Nak, besok kalau sudah besar jadilah anak yang membanggakan orangtua. Jangan permalukan nama keluarga". Karena kelak anak adalah representator keluarga. Pesan serupa diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya ketika orang banyak meminta tanda atas pengajaran dan mujizat-Nya karena murid-murid akan merepresentasi kehadiran Sang Terang Dunia kelak. Khotbah ini membahas tentang pengajaran Yesus tentang "Terang ada padamu".

1. Tempat 

Tuhan Yesus menegaskan bahwa tempat seharusnya bagi diri-Nya adalah posisi sentral-strategis dalam rumah. Tanpa demikian maka terang itu tidak mampu menerangai seluruh rumah. Itulah sebabnya tempat terhormat adalah milik-Nya. Karena itu murid-murid juga harus menempati tempat terhormat tersebut. Tempat di mana semua orang dapat melihatnya dengan jelas. 

"Tidak seorangpun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk, dapat melihat cahayanya. (Luk 11:33) 

2. Fokus

Sebelum menerangi seluruh rumah maka baiklah murid-murid memastikan dirinya memancarkan terang. Bukan satu bagian dari tubuh tetapi harus seluruhnya. Tuhan Yesus memberikan kunci dari memancarkan terang adalah mata yang tertuju kepada Sang Terang Dunia itu sendiri. Hanya dengan demikian seluruh tubuh orang percaya dapat memancarkan terang.

Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. (Luk 11:34) 

3. Usaha

Bagi Tuhan Yesus memancarkan terang bukan perkara satu atau dua hari. Murid-murid harus tetap menjaganya dan tidak boleh lengah. Karena saat mereka lengah terang itu akan meredup. Oleh sebab itu orang percaya memerlukan usaha untuk memancarkan terang secara kontinu sampai Tuhan Yesus datang kembali.

Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. (Luk 11:35) 

Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya." (Luk 11:36) 

Kesimpulan khotbah: Sang Terang Dunia menginginkan orang percaya fokus menjaga dan tetap bersinar terang di tempat yang terlihat.

B. Kebaruan

Dalam Lukas 11:4 kata "baik" berasal dari  kata haplous dalam bahasa Yunani yang berarti sederhana, tunggal, baik, utuh, dan memenuhi tugas/fungsinya. 

C. Refleksi 

Untuk dapat bersinar dengan baik maka saya perlu fokus secara total kepada Yesus Sang Terang Dunia.

D. Kata Bijak

Terangnya menerobos dari hidupmu ke hidupnya.


Saturday, December 21, 2024

Lukas 2:33-38

Penantian dan Penyambutan

A. Ringkasan Khotbah

Penantian yang panjang terkadang mengaburkan kepercayaan seseorang. Semakin lama menunggu akan semakin tidak yakin dengan yang dinantikan. Demikian dengan orang Israel. Mereka menantikan kedatangan Mesias namun yang dihadapi adalah penderitaan demi penderitaan yang hebat. Sementara itu Tuhan justru "diam" selama 400 tahun (periode intertestamental). Tidak ada nubuat, tidak ada mimpi, tidak ada penglihatan, dan sepertinya "tidak ada Tuhan" lagi dalam kehidupan mereka. Apakah Tuhan sudah melupakan janji-Nya? Tentu saja tidak. Masih tersisa orang yang setia menantikan Mesias, di antaranya adalah Simeon dan Hana yang akan dibahas dalam khotbah.

1. Simeon 

Tokoh pertama adalah Simeon yang tetap setia menanti penggenapan janji Tuhan. Penantian yang panjang tidak membuatnya menjadi ragu dan malas. Ia tetap bertekun dalam kesalehan hidup. Masa "Tuhan diam" bagi Simeon berakhir saat Roh Kudus menyampaikan anugerah Tuhan bagi dirinya. Penantian yang lama tidak sia-sia. Ia segera bangkit dari tempat duduknya ketika melihat Mesias. Simeon menyambut, menggendong, dan memuji Tuhan. Inilah sambutan yang layak bagi Yesus Kristus "Mesias Anak Allah Yang Hidup".

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, (Luk 2:25) 

dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. (Luk 2:26)  

Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, (Luk 2:27) 

ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: (Luk 2:28) 

"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, (Luk 2:29) 

sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, (Luk 2:30)  

yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, (Luk 2:31)

yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." (Luk 2:32)  

2. Hana

Tokoh kedua adalah nabiah Hana. Ia menunggu kedatangan Mesias dengan berdoa dan berpuasa, bahkan ia tidak pernah meninggalkan Bait Suci. Hana menyambut Mesias dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Tidak berhenti di situ saja, ia terus menerus memberitakan kabar baik itu kepada semua orang. Sambutan yang meriah bagi Mesias adalah ucapan syukur dan pemberitaan kabar baik.

Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, (Luk 2:36)  

dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. (Luk 2:37)  

Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. (Luk 2:38)  

Kesimpulan Khotbah: Berjumpa dengan Terang Dunia melahirkan sambutan yang memuliakan Tuhan.  

B. Kebaruan

Periode Intertestamental adalah periode di mana Tuhan tidak berfirman kepada manusia selama 400 tahun. Masa tersebut dimulai dari berakhirnya kitab Maleakhi dan diakhiri dengan Injil Matius. 

C. Refleksi 

Saya perlu belajar menghargai setiap waktu penantian kedatangan Tuhan dengan terus hidup benar di hadapan Tuhan.

D. Kata Bijak

Menunggu sebentar lagi, melayani sebentar lagi.


Friday, December 13, 2024

Matius 1:18-25


Keputusan Yang Benar

A. Ringkasan Khotbah

Mengambil keputusan merupakan bagian yang tidak terelakkan dari keseharian manusia. Sejak melek di pagi hari keputusan demi keputusan sudah mengantri di depan kita. Tanpa sadar sejuta pengalaman mengambil keputusan pun terkumpulkan. Di antara semuanya keputusan dapat dibagi menjadi keputusan yang baik, tidak baik, atau benar. Keputusan yang benar pasti baik dan yang baik belum tentu benar maka sudah tentu semua orang mendambakan keputusan yang benar. Untuk dapat meraih keputusan yang benar memerlukan prinsip yang benar tetapi sayangnya seringkali prinsip ini bersembunyi dan menunggu untuk ditemukan. Khotbah ini mengajak pembaca menemukan prinsip-prinsip Yusuf dalam menentukan keputusan yang benar di tengah pergumulannya.

1. Pertimbangan 

Babak awal dari penelusuran prinsip keputusan Yusuf dibuka dengan berita kehamilan Maria. Berita ini sungguh menusuk hati Yusuf. Meskipun Maria mencoba menjelaskan namun suara Maria terdengar menggaung di telinga Yusuf. Permasalahan ini menuntut Yusuf segera mengambil keputusan yang benar. Yusuf mulai mempertimbangkan segala hal dengan matang dan memutuskan untuk menceraikan Maria diam-diam. Ini adalah pertimbangan yang paling baik menurut Yusuf. Prinsip pengambilan keputusan Yusuf diawali dengan pertimbangan.

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (Mat 1:18)

Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. (Mat 1:19)

2. Kehendak Tuhan

Tetapi ketika Yusuf berpikir bahwa pertimbangannya sudah menghasilkan keputusan yang benar, Tuhan berfirman kepadanya. Kehendak Tuhan dinyatakan dengan lugas dan jelas. Yusuf tersentak mendengar kebenaran itu dan sekarang ia harus mempertimbangkan kembali keputusannya dengan mengutamakan kehendak Tuhan. Prinsip pengambilan keputusan Yusuf adalah firman Tuhan harus menjadi prioritas dibandingkan dengan pertimbangan manusia.

Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. (Mat 1:20)

Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Mat 1:21) 

Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: (Mat 1:22)

"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. (Mat 1:23) 

3. Keputusan Yang Benar

Kehendak Tuhan atas Yusuf menjadikan dirinya tidak ragu dan gentar dalam mengambil keputusan. Pertimbangan pribadi Yusuf yang terbaik gugur bagaikan daun kering ketika berhadapan dengan firman Tuhan. Yusuf memutuskan mengambil Maria menjadi istrinya dan itulah keputusan yang benar dan paling baik seumur hidupnya. Prinsip Yusuf mengambil keputusan adalah berani memutuskan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, (Mat 1:24)

tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. (Mat 1:25)

Kesimpulan Khotbah: Keputusan yang benar diambil berdasarkan kehendak Tuhan di dalam firman-Nya. 

B. Kebaruan

Dalam Mat 1:19 kata "tulus hati" berasal dari kata dikaios dalam bahasa Yunani yang berarti orang benar yaitu orang yang hidup benar dengan kebenaran Allah.

C. Refleksi 

Saya perlu menaklukkan diri di bawah firman Tuhan dibandingkan dengan bersandar pada pertimbangan pribadi dalam mengambil keputusan.

D. Kata Bijak

Keputusan yang benar dituju dengan menapaki anak tangga firman.


Saturday, December 7, 2024

Yohanes 1:9-12


Terang Dunia

A. Ringkasan Khotbah

Terang matahari memberikan kontribusi besar bagi kehidupan di bumi. Sebagai sumber energi terbesar maka sah-sah saja para ilmuwan beranggapan bahwa kehidupan di bumi akan lenyap jika matahari berhenti memancarkan terang. Di sisi lain Alkitab mengatakan bahwa sumber terang sesungguhnya (sejati) adalah Yesus Kristus. Apa yang membedakannya dengan terang matahari dan mengapa banyak orang tidak mengenalnya? Khotbah ini mengungkapkan kebenaran yang berkaitan dengan Yesus Kristus sebagai Terang sejati.

1. Terang Sejati

Kabar baik disiarkan melalui tulisan seorang yang sangat dekat dengan Yesus. Kabar baik ini melantunkan kebenaran tentang Terang Sejati yang melampaui segala benda penerang di dunia ini. Ia datang untuk menerangi kehidupan manusia yang berjalan dalam kabut dosa (Yes 60:2). Ia adalah Yesus Kristus yang berinkarnasi menjadi manusia dan hidup di antara mereka (Yoh 1:17). Terang Sejati datang untuk menerangi hidup manusia.

Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. (Yoh 1:9)  

2. Banyak Menolak

Namun kabar baik ini diikuti dengan kenyataan yang memilukan. Banyak orang tidak mengenal dan menolak-Nya. Sangat disayangkan sekali, mereka ingin menjalani kehidupan dengan baik tetapi menolak Yesus Kristus yang mampu menerangi jalan hidupnya. Sungguh ironis karena tidak mungkin "hidup" tanpa Terang Sejati itu.

Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. (Yoh 1:10)  

Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. (Yoh 1:11)  

3. Sebagian Menerima

Di tengah penolakan massal ternyata masih tersisa segelintir orang yang mau menerima Terang Sejati. Mereka yang menerima diberi kemampuan untuk terus percaya sampai ujung perjalanan hidupnya. Bukan hanya itu, status sebagai budak kegelapan pun diubah menjadi anak-anak Terang. Penerima Terang Sejati menerima penerangan atas seluruh hidupnya.

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yoh 1:12)  

Kesimpulan Khotbah:  Yesus adalah Terang Dunia yang datang untuk menjadikan penerima-Nya sebagai anak-anak Terang.

B. Kebaruan

Dalam Yoh 1:12 kata "kuasa" berasal dari kata exousia dalam bahasa Yunani yang berarti kuasa yang mencakup kebebasan untuk memilih atau hak.

C. Refleksi 

Saya adalah anak-anak Terang yang seharusnya tidak malas memancarkan terang Tuhan kepada semua orang.

D. Kata Bijak

Hidup tanpa Terang hanya pusaran kegelapan yang tidak bermakna.


Yohanes 14:1-14

Satu-satunya Jalan A. Ringkasan Khotbah Sepenggal kata mutiara mengatakan hidup adalah perjalanan dan nikmatilah setiap langkahnya. Jika hid...